Chapter 19 - I don't want to believe it

62.7K 5.8K 1.5K
                                    


(Author Note : Chapter ini sudah bukan Flashback)

***

Starley masih menatap langit-langit kamar Damien. Setelah mengingat semua memori yang terasa masih baru itu, Starley menarik napas sedalam-dalamnya. Dia sudah move on, semua itu hanya masa lalu yang sudah berlalu. Damien memberikan kamarnya pada Starley bukan berarti apa-apa.

Tidak lama kemudian, Starley merasa matanya menjadi berat, ia melirik jam kamar Damien, sudah jam dua pagi. Juga banyak yang terjadi malam ini, tubuh Starley terasa begitu sakit seperti sudah melakukan training yang berat. Setelah itu tanpa sadar, Starley sudah terlelap.

***

Damien melihat jam yang melingkari pergelangan tangannya. Sekarang sudah jam empat pagi, ia melihat kedua sanderanya yang belum membuka mulut. Padahal mereka sudah dipukuli untuk membuka mulut. Tapi sepertinya mereka memang dilatih untuk tidak membuka mulut.

Yang lebih mengangetkan, Hex, si pengecut itu, ternyata cukup keras kepala. Sepanjang malam yang dia panggil adalah mamanya.

"Mama, tolong aku," ucap Hex terisak.

Sedangkan pilot yang di sebelah Hex hanya menahan sakitnya tanpa mengucapkan apa-apa.

"Jadi, kalian tidak ingin memberitahu nama boss kalian?" tanya Damien.

Yang jelas, Damien tahu pelaku dari semua ini bukanlah kelompok hacker Hatless. Hatless tidak pernah secara terang-terangan melakukan sesuatu yang mencolok seperti ini. Hatless selalu berada di belakang layar. Jadi, pasti ada kelompok lain yang melakukan ini.

Hex maupun si pilot tidak menjawab. Damien akhirnya berdiri dari kursinya, dan menatap mereka berdua.

"Jangan remehkan aku. Aku hanya membutuhkan kalian berbicara. Tangan dan kaki kalian tidak penting untukku. Kita lihat mood-ku besok, aku akan memotong tangan kalian terlebih dahulu atau kaki terlebih daulu," seru Damien dengan tajam.

Setelah mendengar hal itu, wajah Hex maupun si pilot menjadi lebih pucat.

"Kita lanjut besok," perintah Damien kepada anak buahnya. Anak buah Damien mengangguk, menunduk sedikit ketika Damien keluar dari ruang interogasi. Lalu ia berjalan menuju lift, dan memasukinya.

Damien menekan tombol lift ke lantai dua. Ketika dia sudah sampai di lantai dua, ia segera berjalan menuju kamarnya. Sesampai dia di depan pintu kamarnya, dia ingin mengetuk pintu itu, tapi tidak jadi, karena mengingat mungkin Starley sudah tertidur.

Akhirnya Damien mencoba membuka pintu kamarnya dengan pelan. Tapi ternyata dikunci oleh Starley. Damien berkedip tidak percaya, apa Starley benar-benar mengunci kamar tidur Damien dari pemiliknya?

Damien terkekeh dengan rendah. Starley tidak tahu kalau pintu kamar Damien ini pintu canggih. Di gagang pintu ini sebenarnya ada tempat untuk scan sidik jari. Jadi bisa masuk dengan sidik jari walaupun kunci di dalam kamar dimasukkan. Dan hanya sidik jari Damien yang terdaftar ke dalamnya. Ini adalah salah satu produk yang perusahaannya ciptakan.

Damien dengan santai meletakkan jarinya di tempat scan sidik jari yang ada di gagang pintunya. lalu tidak lama kemudian pintu kamarnya terbuka. Damien memasuki kamarnya, kamar itu begitu sunyi.

Sampai akhirnya Damien melihat sosok Starley yang sudah tertidur pulas di kasurnya. Damien berjalan mendekati Starley yang tertidur. Starley memakai bathrobe, kelihatannya Starley tadi mandi sebelum tidur. Rambut lembut Starley terurai di bantal milik Damien. Ketika Starley tertidur seperti ini, wajahnya menjadi terlihat lugu dan tidak terlihat keras kepala. Juga sangat cantik.

Damien's Possession ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang