Chapter 107 - Fix Everything

24.8K 2.6K 220
                                    

Ini double update, baca dulu chapter 106 bagi yang belum.

***
Starley pun langsung mengintip. Albert terlihat santai, bahkan setelah dia mengucapkan itu, dia langsung meminum tehnya.

Sedangkan Starley tidak bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini.

Dia merasa luar biasa sedih mendengar hal tidak terduga itu. Apa ini karena Starley sudah sedikit melembut kepada Albert?

Starley memegang piring berisi sandwich-nya. Entah kenapa, sekarang Starley berharap Albert hanya bercanda seperti dirinya yang biasanya.

Apa Albert akan segera meninggal?

Tapi selama ini Starley sudah sangat kasar kepadanya. Seketika Starley merasa menyesal dengan sikapnya selama ini kepada Albert.

Selama ini yang harus disalahkan adalah Raena, bukan Albert.

Setelah keheningan memenuhi ruangan, akhirnya Damien mengatakan. "Hiduplah lebih lama, Cohen. Kau harus bertahan sampai melihat cucumu."

Albert tersenyum kecil. "Aku pun juga berharap begitu."

Starley menahan napasnnya, dan merasa matanya berkaca-kaca mendengar itu, seperti air matanya sudah siap jatuh kapan saja.

Jadi Albert tidak bercanda... pikir Starley murung di depan pintu.

***

Setelah Albert pulang, Damien menoleh ke arah Starley khawatir. Saat ini mereka masih di ruang tamu dan duduk di sofa.

Starley terlihat lebih murung dari pada tadi. Apa ada sesuatu yang terjadi membuatnya murung? Pikir Damien.

Damien pun menyentuh pipi Starley. Membuat perhatian Starley akhirnya tertuju pada Damien.

"Ada apa, cupcake? Kau terlihat murung," tanya Damien khawatir.

Starley terdiam sejenak. Dia yang dulu pasti tidak akan menceritakan ini kepada Damien. Tapi mereka berdua sudah berjanji tidak ada rahasia lagi antara mereka.

Starley menarik napasnya tajam, sebelum menjawab."Aku mendengar percakapanmu dengan Albert."

"Percakapan yang dari mana?" Tanya Damien terlihat serius sekarang.

"Dari Albert berkata waktunya tidak akan lama lagi."

"Katakan padaku, Damien. Dia bercanda, kan?" Tanya Starley masih berharap itu bercanda.

Tatapan Damien langsung berubah menjadi turut sedih melihat mata Starley berkaca-kaca, dia seperti menahan air matanya.

"Apa dia memberitahumu dia sakit apa?" Tanya Starley lagi.

Damien menggelengkan kepalanya. "Tidak," jawab Damien jujur.

Starley hanya terdiam murung mendengar itu, kali ini Starley menatap tangannya.

"Aku sudah kasar padanya selama ini. Bahkan aku tidak pernah mengakuinya sebagai Ayah," seru Starley. Air matanya mulai menetes ke pipinya.

Damien langsung mendekati Starley, menarik kepala Starley agar bersandar ke pundaknya.

"Entah kenapa tadi aku merasa sangat bersalah Damien. Setelah apa yang dia sudah lakukan padaku. Aku membalasnya seperti itu," tambah Starley, air matanya mengalir lebih deras sekarang.

"Aku merasa sudah sangat jahat padanya."

"Padahal hidupnya pun tidak mudah, ditinggalkan kekasihnya yang hanya meninggalkan pesan dia menemukan lelaki lain. Dan ternyata memiliki putri kasar yang bahkan tidak mengakuinya sebagai Ayah. Tapi dia tetap merencanakan balas dendam untukku dalam bayang-bayang," lirih Starley.

Damien's Possession ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang