Chapter 111 - It's been a long time.

22.7K 1.6K 37
                                    

Setelah aurora menghilang dari langit, semua kembali masuk ke dalam ruangan untuk makan-makan, dan menikmati acara resepsi.

Starley melihat sekelilingnya. Malam itu terasa begitu indah dan suasananya begitu lively. Semua tamu terlihat santai dan menikmati acara.

Tidak lama kemudian, makanan datang. Starley mencoba makanannya, dan tidak percaya kalau makanannya terasa begitu enak. Seperti makanan restoran bintang lima.

Bahkan tidak ada makanan yang membuat Starley mual. Starley menatap Damien yang sudah memulai makan juga.

Tatapan Starley melembut, Damien yang mengatur semua ini untuknya. Starley merasa hatinya begitu hangat sekarang. Damien benar-benar memikirkannya.

Setelah Starley selesai memakan makanannya, dia meminum air. Itu sampai Starley merasakan tatapan Damien di sampingnya.

Starley menoleh ke arah Damien. Dan di situ Damien menatapinya terang-terangan. Alis Starley terangkat.

"Apa ada sesuatu di wajahku?" Tanya Starley.

"Tidak. Apa kau sudah selesai makan?" Tanya Damien langsung.

Starley mengerjapkan matanya. "Sudah, tapi kenapa kau bertanya itu?" Tanya Starley.

Damien pun langsung berdiri dari kursinya tanpa menjawab ucapan Starley. Membuat semua tamu menoleh ke arah Damien.

"Silahkan nikmati saja malam ini, kami izin istirahat duluan, istri saya lelah," ucap Damien kepada para tamu.

Starley ternganga dengan ucapan Damien. Starley tidak pernah bilang seperti itu!

Dan kebanyakan tamu pun tahu kalau Starley dan Damien pasti tidak akan 'istirahat' setelah ini.

Starley sebenernarnya ingin di sini lebih lama menikmati resepsi. Tapi Damien sudah mengulurkan tangannya kepada Starley.

Membuat Starley menghelakan napasnya, dan akhirnya dia menerima tangan Damien, lalu bangun dari duduknya.

Mereka pun berjalan sambil Damien menggenggam tangan Starley erat. Starley tersenyum kepada para tamu, sedangkan Damien hanya melihat jalan di depannya.

Ketika mereka hampir keluar, mereka berpapasan dengan Dante yang sedang membawa piring penuh makanan.

"Oh?" Dante bersuara sambil mengunyah makanannya. Lalu dia tersenyum miring.

"Hati-hati Dam, jangan kasar-kasar pada keponakanku yang belum lahir itu," seru Dante dengan suaranya cukup keras. Mungkin beberapa tamu ada yang mendengar ucapan Dante itu.

Wajah Starley langsung memerah padam, malu, karena langsung paham dengan apa maksud Dante.

Beberapa tamu pun terkikik geli mendengar ucapan Dante. Beberapa senyum-senyum dengan tatapan geli.

Tidak lama kemudian Louisa muncul sambil memukul kepala Dante dengan tasnya dari belakang dengan keras, dan Dante kaget sambil memegang kepalanya.

"Jangan ganggu mereka, astaga," omel Louisa.

"Kau harusnya menjadi sumo saja dengan kekuatanmu itu, Louisa," jawab Dante masih meringis.

Louisa melototi Dante dengan tatapan membunuh. Lalu menyeret Dante kembali ke meja mereka.

Damien tidak begitu menghiraukan itu. Dia malah melepaskan genggamannya pada tangan Starley. Lalu dia menunduk sedikit, dan tiba-tiba mengangkat tubuh Starley sampai Starley terkesiap kaget.

Damien mengangkat Starley ala bridal style. Semua tamu pun terkesiap dengan semangat melihat itu.

Spontan Starley melingkari tangannya di leher Damien, agar tidak jatuh.

"Damien! Aku bisa jalan," bisik Starley merasa malu dilihat seperti ini. Sedangkan Damien terlihat tidak terganggu dengan itu.

"Akan lebih cepat sampai kamar jika aku menggendongmu," jawab Damien. Tatapannya gelap. Membuat Starley menahan napasnya.

Tatapan gelap itu adalah tatapan yang biasa Damien tunjukan di kasur.

Setelah itu, Damien segera membawa Starley keluar dari tempat resepsi, menuju kamar mereka.

Entah kenapa Starley menjadi gugup.

Mungkin karena sudah sebulan lebih mereka tidak bercinta.

Sesampai di sebuah kamar.

Starley sedikit kaget karena ini bukan kamar yang mereka tiduri beberapa hari ini. Ini adalah kamar baru.

Kamarnya mirip, tapi ini lebih luas saja. Dan kasurnya sangat besar. Entah ukuran berapa kasur itu.

Terdapat jendela yang besar berbentuk setengah lingkaran, mengelilingi kasur super besar itu. Sehingga terlihat bintang-bintang di langit yang gelap itu.

Juga ada banyak bunga mawar merah bertebar. Kamar ini benar-benar seperti kamar pengantin baru.

Damien menurunkan Starley di dekat kasur. Belum ada yang berbicara sejak tadi.

Tatapan Damien masih begitu gelap sekarang.

Starley pun mendeham. "Aku mau mandi dulu," ucap Starley.

Tapi Damien menjawab, "Tidak perlu."

Mata Starley membelak. "Tapi aku mau mandi, Damien," ucap Starley keras kepala.

"Kalau begitu kita akan mandi bersama," jawab Damien.

Starley menatap Damien. Sepertinya percuma menolak itu. Damien yang sekarang tidak akan menerima kata tidak.

Akhirnya Starley membalikkan badannya sehingga punggungnya menghadap ke Damien. Lalu Starley menarik rambutnya agar semua ke bahu kirinya.

Starley menoleh ke belakang, ke arah Damien. Starley menatap Damien, sambil berkata.

"Kalau begitu, bisakah kau bantu aku turunkan risleting dress ini?"

-CONTINUE TO PRIVATE PART-
(Lanjut ke bagian Private guys ➡️ Chapter 111 - Wedding Night)

-CONTINUE TO PRIVATE PART-(Lanjut ke bagian Private guys ➡️ Chapter 111 - Wedding Night)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Damien's Possession ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang