Chapter 74 - I Swear

22.4K 2.4K 82
                                    


Tubuh Damien kaku ketika mendengar ucapan Junho itu. Damien masih belum menoleh ke arah Junho. Terakhir kali mereka bertemu adalah enam belas tahun yang lalu. Dia tidak mungkin langsung mengenali Damien, kan?

Starley keliatan kebingungan. Akhirnya Damien pun menoleh ke arah Junho.

Damien mengangkat alisnya, lalu menjawab. "Saya bekerja di sini, Sir. Jika kau sering ke sini, mungkin sering melihat saya."

Junho memicingkan matanya, lalu melirik tanda pengenal yang tertampang di seragam Damien. Di situ tertulis nama James Armstrong.

"Hmm, mungkin aku yang salah. Tadi aku hanya merasa, kau begitu familiar," jawab Junho itu.

Setelah melihat Damien terakhir kalinya, Junho membalikkan badannya dan segera pergi dari situ.

Ketika Junho sudah membelakangi Damien, tatapan Damien kembali berubah jadi menyeramkan.

Damien memegang tangan Starley lalu menarik Starley masuk ke salah ruangan terdekat dari itu. Untungnya itu adalah ruang kosong seperti sebuah office.

Ketika mereka sudah di dalam ruangan itu. Damien langsung mengeluarkan ponselnya dengan cepat.

Starley bertanya. "Apa itu kenalanmu?"

"Dia tangan kanan Yusef," jawab Damien cepat. Dia tidak memiliki waktu lagi. Junho ada di sini!

Setelah mendengar itu, Starley membelakkan matanya. Starley sangka dia hanyalah kenalan biasa Damien.

Saat ini Damien segera menghubungi Dante yang sedang berada di control room.

"Halo," jawab Dante.

"Dante, liat CCTV dan awasi lelaki yang berada di lantai tiga, seharusnya dia sedang berjalan menuju lift sekarang," ucap Damien.

Dante tidak bertanya itu siapa, dia malah langsung cepat tanggap bertanya. "Dia memakai baju apa?"

"Jas abu-abu dengan kemeja dalamnya biru dongker," Damien menjelaskan.

Dante terdiam sejenak seolah mencari sosok itu, dan beberapa detik kemudian Dante berkata. "I spotted him, dia kenapa?"

"Tadi aku berpapasan dengannya. Dia adalah Junho, tangan kanan Yusef. Kau pasti mengingatnya juga, Dante," ucap Damien.

Dante seperti terdiam sejenak, seolah dia sedang speechless.

"Awasi dia, Dante," tambah Damien.

Tepat setelah itu Starley berkata kepada Damien. "Kau harus kejar dia sekarang!"

Damien menatap Starley dengan panggilannya masih tersambung ke Dante.

"Kenapa kau diam saja, kau harus mengejarnya, Damien!" Seru Starley.

"Bagaimana denganmu?" Tanya Damien.

"Aku bisa melakukan peretasan ini sendiri. Kau tidak perlu khawatir," jawab Starley.

Damien mengerutkan dahinya, dia tidak suka dengan ide meninggalkan Starley sendirian di tempat berbahaya seperti ini.

Apalagi dengan penampilan Starley sekarang yang begitu menggoda ini. Damien takut akan ada laki-laki yang mengganggunya.

Lalu Dante bersuara dari seberang telpon. "Aku setuju dengan Miss Barnes untuk ini, Dam."

Tapi Damien terlihat masih ragu untuk melakukannya.

Kenapa? Dia sendiri tidak yakin kenapa ragu meninggalkan Starley sendirian. Padahal ini saat-saat yang dia tunggu-tunggu seumur hidupnya.

Starley kesal melihat Damien seperti mematung di tempat disaat genting seperti ini.

Damien's Possession ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang