Hola guys!! Gimana puasanya lancar gak? Walau gada ayang tetep semangatkan? Jangan sampe ga dibangunin saur sama ayang ga bangun.. Ga diucapin selamat buka ga buka.. Jangan gitu ya hahaha
Akukan emang anaknya random banget gitu kan, sat set sat set aja tapi gaselesai selesai..
Jadi aku bikin inian, ya gataulah gimana.. Intinya cerita ini bakal aku up selama bulan puasa.. Kalo sampe ending syukur ya kalo ngga ya gapapa nanti abis lebaran dilanjut lagi--kalo mood.
---
☁☁☁
Seperti biasanya, jam istirahat selalu membuat suasana sekolah sangat ramai dan terlihat padat. Di sepanjang koridor terbentuk lautan siswa-siswi berseragam putih abu yang berusaha lebih dulu untuk segera sampai di kantin. Mereka terlihat berlari, saling dorong dan tarik-menarik. Namun ada juga yang berjalan santai dengan teman sambil berbincang ringan. Dan ada yang bergandengan mesra sambil sesekali melayangkan gombalan.
Hal-hal seperti inilah yang akan selalu diingat. Bagaimana menyenangkannya masa sekolah, terlebih masa putih abu.
Di depan kelas masing-masing, pasti ada satu, dua atau bahkan lebih lelaki yang jahil--terlebih jahil pada gadis-gadis yang memang melewatinya. Menggoda hingga membuat para gadis itu malu juga marah dan pemandangan itu sudah tidak aneh lagi.
"Permisi, cowo ganteng mau lewat!" seruan lelaki tinggi yang baru saja keluar dari dalam kelasnya.
"Beb, cantik banget kamu hari ini," celetuknya pada salah satu gadis yang baru saja melewatinya.
Celetukannya itu tentu saja membuat beberapa siswa yang duduk-duduk di sana langsung menyoraki. Koridor semakin ricuh karena kehadirannya.
"Buaya Paris!" seru lelaki lainnya yang juga baru keluar dari kelas. Dengan santai ia memukul belakang kepala temannya itu.
"Sakit anjing!" kesalnya.
Paris Gracio Rajasa, lelaki tinggi itu terus mengusap belakang kepalanya sambil terus menatap tajam temannya.
"Tebar pesonanya nanti aja, gue laper," ucap lelaki berambut panjang--yang saat ini rambutnya dikuncir.
"Sialan, Auri!" umpat Paris dengan wajah kesalnya.
Ia baru saja ingin menebarkan pesonanya. Ingin mengait salah satu siswi yang melewatinya dengan senyuman andalan yang ia sendiri sangat yakin bahwa tidak akan ada gadis yang mampu menolaknya.
Tak.
"Auri pala lo!" kesalnya.
Auriga Chandra, namanya. Lelaki keturunan Jepang itu lebih sering dipanggil Chandra. Namun memang Paris temannya itu tidak memiliki akhlak yang benar, jadilah panggilan Auri mulai di kenal dikalangan teman-teman sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyanendra story
Teen FictionIni tentang Arsyanendra Sangga Zafar. Lelaki yang tidak mempercayai adanya cinta di dunia ini. Menurutnya jatuh cinta itu fenomena paling tidak masuk akal. Dan selama hidup, tak sekali pun ia merasakan apa itu yang namanya cinta. Pandangannya tenta...