81 : Nala, ke mana?

11.6K 721 19
                                    

☁☁☁

"Siapa?" tanya Arsya.

Chandra tidak langsung menjawab, lelaki itu malah mengeluarkan handphonenya. Mencari sesuatu di sana lalu, disodorkan pada Arsya.

Dengan kening yang mengkerut bingung, tatapan Arsya mulai turun dan fokus pada sebuah video di sana.

"Eros?" tanyanya dan Chandra mengangguk.

"Karena nyogok toko akhirnya gue dapet CCTV itu dan memang memperlihatkan Eros datang ke club, gue langsung tanya penjaga di sana. Dan ya, mereka bilang Eros datang tapi gak sendiri. Dia sama cewe dan satpam itu juga jelasin ciri-cirinya," jelas Chandra.

Arsya diam, tangannya bergerak menggeser layar handphone Chandra. Memperlihatkan video yang berbeda, namun diisi oleh orang yang sama.

"Terus gue juga mulai tanya-tanya bartender dan pelayan di sana. Salah satunya bilang kalo Eros ada ngomong empat mata sama bartender di sana. Langsung gue samperin, yang awalnya bartender itu gak mau ngasih tau tapi karena gue paksa dan gue desak. Akhirnya dia ngomong dan ya, dia juga ngasih gue bukti CCTV itu tapi dengan jaminan dia gak mau terseret dalam masalah ini. Karena sebelumnya Eros udah ngancem orang itu, gak ada pilihan lain akhirnya gue taro tiga anak Vandalas buat jaga tuh orang kalo-kalo Eros ngamuk," lanjutnya.

Arsya terdiam, ia menggeram tertahan. Tangannya memegang handphone Chandra dengan sangat erat. Membuat Paris, Fino dan beberapa temannya yang lain meringis melihat nasib handphone hitam itu.

Iya, tidak hanya Chandra. Tapi hampir seluruh anggota Vandalas tahu apa yang menimpa Arsya dan hubungannya dengan Nala. Mereka turut membantu, namun karena sejak awal Arsya sendiri yang menunjuk Chandra jadilah lelaki itu yang lebih banyak turun tangan. Bisa dibilang mereka hanya bantu doa, karena sudah yakin jika Chandra mampu menyelesaikannya sendiri.

Lagipula, Arsya tidak terlalu suka orang lain ikut campur dalam urusannya. Mereka memang tahu, namun tak mau ikut campur terlalu dalam. Jika Arsya sudah menunjuk Chandra, maka tidak banyak yang bisa mereka lakukan kecuali memang diperintahkan.

"Seperti yang lo liat, Eros dan orang itu bener-bener ngomong empat mata. Dan bartender itu bilang, kalo Eros minta minuman lo dimasukin obat perangsang, tapi karena bartender itu masih tergolong baru jadi karyawan di sana. Dia gak mau, sampe akhirnya Eros milih buat kasih obat tidur aja diminuman lo," jelasnya lagi.

"Di CCTV yang lain, emang keliatan kalo obat yang lo minum udah bereaksi. Lo jalan sempoyongan sampe satu cewe datang dan samperin lo, gak keliatan jelas gimana mukanya. Tapi gue yakin banget pernah liat dia, tapi gue gak tau siapa. Terus lo di bawa masuk ke kamar. Dan ya, gue gak tau lagi setelah itu apa karena di kamar gak ada CCTV," setelah menjelaskan semuanya Chandra meminum kopinya.

Ternyata berbicara panjang lebar ternyata membuatnya lelah dan haus. Pantas saja Arsya lebih memilih untuk menjawab dengam deheman saja, tanpa mau berbicara.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang