☁☁☁
Arsya menghela nafasnya pelan, diliriknya gadis cantik yang saat itu sedang tertidur pulas di samping bangkunya. Karena kelelahan menangis, Nala akhirnya tertidur di dalam pelukan Arsya. Ia yang tidak tega jika membiarkan gadis itu tidur sendiri di bangku penumpang, lantas dengan susah payah memindahkan Nala ke bangku samping kemudi.
Sebelah tangannya bergerak mengusap lembut puncak kepala Nala. Sebelahnya lagi bergerak di atas handphonenya.
"Assalamualaikum, tante," saoa Arsya saat sambungan telepon itu terhubung.
"Waalaikumsalam Arsya, ada apa? Kamu ke mana aja? Daritadi Nala marah-marah terus loh," sahutnya.
Yap, Nina. Arsya menelepon Nina guna memberitahu wanita itu bahwa ia akan membawa gadis yang saat ini tertidur itu pulang.
"Ada tan, cuma ya biasalah," jawab Arsya tidak enak, ia jadi tidak enak hati saat mengetahui bahwa Nina tahu jika gadisnya ini marah-marah karena ia tak ada kabar.
"Kamu tuh lain kali jangan gitu lagi. Pusing tante, sama tingkahnya."
"Iya, tan. Maaf ya," Arsya menoleh ke samping saat Nala berberak dalam tidurnya.
"Yaudah ada apa telpon tante?"
"Ah ini, mau ngasih tau kalo Nala sudah sama saya. Dianya tidur, jadi langsung saya antar pulang gapapa?" izinnya.
"Loh, Nala sama kamu?"
"Iya, tadi ketemu di jalan."
Helaan nafas terdengar, "Anak itu, ditungguin malah pacaran."
"Ya sudah gapapa, kamu antar dia pulang ya Arsya," lanjutnya.
"Iya, tan. Yaudah kalo gitu saya tutup ya? Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, maaf ya kalo Nala repotin kamu."
"Gapapa, tan. Saya tutup ya?"
Sambungan itu pun terputus. Lagi, Arsya menoleh ke samping, memperhatikan wajag cantik Nala yang masih memerah karena menangis tadi.
Tanpa sadar ia mengepal sebelah tangannya, siapa pria brengsek yang sudah membuat gadisnya ini bersedih? Tidak tahukan orang itu jika Arsya mati-matian membuat Nala tersenyum dan bahagia, tapi dengan mudahnya orang itu membuat gadisnya menangis dengan luka yang begitu dalam.
Tidak peduli orang itu ayah kandung Nala, jika berani membuat gadisnya nangis. Maka Arsya tidak akan pernah menyukainya, atau lebih parahnya Arsya akan menyimpan dendam padanya.
"Gue gak sabar buat ketemu sama lo, sialan!" desis Arsya masih dengan kepalan kuat dan tatapan tajamnya.
Ia penasaran, sangat penasaran siapa sosok pria brengsek yang meninggalkan istri dan anaknya. Lalu setelah belasan tahu, kembali datang tanpa rasa bersalahnya.
Arsya ingin segera bertemu dengan pria yang membuat gadisnya bersedih. Yang tak lain dan tak bukan adalah ayah kandung gadis itu sendiri.
☁☁☁
Ia sampai di dalam gerbang rumah Nala, sebelum membuka pintu penumpang ia menyempatkan diri untuk menutup kembali gerbang. Lalu membuka pintu penumpang dan mengangkat Nala dengan mudah.
Tingnong.. Tingnong...
Karena kesusahan mengetuk pintu, akhirnya ia memencet sebuah bel yang memang ada di sana. Tak perlu waktu lama, bi Minah membuka pintu utama dan terlonjak kaget saat putri masihkannya ada di dalam gendongan Arsya dengan mata terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyanendra story
Teen FictionIni tentang Arsyanendra Sangga Zafar. Lelaki yang tidak mempercayai adanya cinta di dunia ini. Menurutnya jatuh cinta itu fenomena paling tidak masuk akal. Dan selama hidup, tak sekali pun ia merasakan apa itu yang namanya cinta. Pandangannya tenta...