54 : Sedikit kecewa

14.9K 840 9
                                    

☁☁☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁

Sebenarnya hari ini Arsya malas sekali pergi ke sekolah. Selain karena malas, semalam juga ia baru tidur pukul 3 dini hari dan bangun pukul 9 pagi. Jelas saja ia sudah sangat telat untuk berangkat ke sekolah. Namun tidak hanya dirinya tapi juga hampir semua anggota Vandalas tidak pergi ke sekolah. Bahkan yang sudah bangun pagi pun memilih untuk kembali melanjutkam tidurnya.

Tapi tidak dengan Arsya, tadi Aldo meneleponnya dan sudah ada beberapa panggilan dari Aldo juga dari beberapa anggota OSIS lainnya. Mau tak mau, Arsya bangun dari tidur dan langsung bersiap untuk pergi ke sekolah. Sebelum itu ia juga menyempatkan diri mengirim beberapa pesan maaf pada Nala karena tidak sempat menjemput gadisnya itu.

Namun hingga saat ini, saat Arsya sudah memasuki area sekolah dengan sangat hati-hati. Bahkan sudah menghampiri Aldo dan membahas masalah OSIS. Tapi Nala tak kunjung membalas pesannya dan yang lebih parahnya lagi, handphone gadis itu tidak aktif.

"Nala, mana?" tanya Arsya menghalang gadis yang ia tahu itu adalah teman Nala.

"Loh, gue kira sama lo kak," jawab Suci bingung.

Kening Arsya mengkerut, jadi temannya ini juga tidak bersama Nala?

"Ditelpon gak aktif emang?" tanya Anna dan Arsya mengangguk kecil.

"Di kelas juga gak ada sih, kayanya sama Rea deh. Soalnya tadi kita berdua ke sana cuma ada Laura doang, Laura juga gak tau lagi mereka ke mana karna pas bel bunyi dia langsung lari ke toilet," jelas Suci.

Arsya mengkerutkan keningnya bingung, ada apa sebenarnya? Pikirnya.

Kringgg.... Kringgg.... Kringgg...

"Udah masuk, kita ke kelas ya kak!" pamit Anna lalu menarik lengan Suci dan berjalan menuju kelasnya meninggalkan Arsya yang masih bingung.

Nala ini marah atau bagaimana? Tidak biasanya gadis itu hilang seperti ini. Dan apa tadi? Rea? Dengan cepat Arsya merogoh saku celananya dan mencari kontak sahabat gadisnya itu.

Panggilan pertama tidak diangkat, kedua, ketiga pun sama. Dan tepat di panggilan ke empat handphone Rea juga tidak aktif. Membuat Arsya menghembuskan nafasnya kasar.

"Shit!" umpatnya.

Ia sangat yakin bahwa kedua gadis itu sedang bersama. Entah sedang apa sehingga dihubungi saja susah.

☁☁☁

Arsya terus melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Beberapa menit lagi bel pulang berbunyi, tapi Nala tak membalas satu pun pesan yang ia kirim. Nomornya saja masih tidak aktif karena diam-diam Arsya menelepon Nala saat guru sedang menerangkan pelajaran di depan sana.

Tidak ada teman-temannya juga Nala yang susah dihubungi membuat Arsya malas. Bahkan untuk sekedar mengeluarkan buku dan pulpen dari dalam tasnya saja ia enggan.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang