60 : Diskon untuk maaf

14.2K 848 5
                                    

☁☁☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁

Seperti janjinya tadi, kini Arsya siap untuk mengantar Nala pulang ke rumahnya. Ia yang seharusnya rapat OSIS menyerahkan seluruh tanggung jawabnya pada Aldo saja, sebagai wakilnya. Kali ini ia ingin memprioritaskan Nala dulu, karena gadis itu saja masih kesal akan dirinya yang terlalu sibuk OSIS. Hal itu jelas membuat Arsya ingin cepat-cepat lengser dari jabatannya. Namun sayang masih ada sekitar 3 bulan lagi sebelum ia lengser dan sibuk pada ujian-ujian yang akan berlangsung.

Selain menenangkan Nala dari segala hal yang mengganggu pikirannya. Arsya juga harus ekstra membujuk, meminta maaf dan menuruti kemauan gadisnya itu. Tahap pertama berhasil ia lakukan, kedua pun begitu hanya saja belum di acc. Dan permintaan maaf akan diterima saat Arsya menuruti kemauan Nala kali ini yang ingin pergi ke mall. Katanya ada barang yang ingin ia beli di sana.

"Sini deketan," ucap Arsya seraya memegang helm yang siap ia pakaikan pada Nala.

Nala nurut saja, toh itu hal biasa yang Arsya lakukan.

Dan saat Arsya sibuk memakaikannya helm juga merapikan rambutnya. Mata Nala bergerak ke sana ke mari, sampai ia tak sengaja melihat Laura yang ada tak jauh di sana. Temannya itu tidak sendiri, ia bersama dengan beberapa anggota OSIS yang lain. Bagaimana Nala bisa tahu? Jelas karena almamater OSIS yang di pakai teman-teman Laura itu.

Tapi ia juga melihat bahwa Laura tadi memperhatikan dirinya juga Arsya. Tatapan Laura pada mereka berbeda, ralat hanya pada Arsya. Tatapan itu menyorot berbeda pada Arsya. Namun saat Nala menyadarinya, Laura tersenyum kecil dan kembali mengalihkan pandangannya.

"Laura suka sama kak Arsya?" batinnya bingung.

"Hei," Arsya menepuk pelan pipi Nala menyadarkannya dari lamunan.

"Eh, apa?"

Arsya tersenyum, "Ngelamunin apa hm?" tanyanya dan Nala menggeleng.

"Ngga, udah yuk," ajak Nala lalu naik ke atas boncengan motor Arsya dan langsung memeluknya.

Semua yang melihat tentu menatap iri Nala, apalagi saat Arsya justru tersenyum senang dan mengusap punggung tangan Nala yang melingkar di perutnya.

"Ke mall dulu jangan lupa!" ucap Nala dengan dagu yang ia taruh di atas bahu kanan Arsya.

"Siap bos," sahutnya.

Jika Arsya adalah bos besar atau lebih dikenal sebagai bos mafia oleh orang-orang dan seluruh anggota Vandalas. Maka Nala adalah bos besar baginya.

Motor Arsya itu mulai melaju keluar area sekolah. Membuat seseorang menghela nafas pelan dengan mata yang terus memperhatikan motor Arsya yang mulai menghilang.

☁☁☁

"Kak cepetan kak!!"

"Sabar, sayang."

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang