☁☁☁
Sudah menjadi hal lumrah jika kantin begitu ramai. Teriakan yang saling bersahutan, gelak tawa yang tak henti-henti terdengar, juga pekikan-pekikan kegirangan saat melihat pujaan hati berkeliaran di kantin. Aroma berbagai makanan sudah tercium nikmat, sejak awal menginjak kaki di pintu kantin.
Meja-meja yang hampir penuh membuat semua buru-buru untuk menempati satu tempat kosong. Mata Nala melebar saat ia melihat satu meja yang kosong dan itu berada di pojok kantin. Tidak mau menunggu waktu lebih lama lagi--karena ia yakin jika tidak cepat-cepat meja itu akan segera ditempatin orang lain.
"La! Pelan-pelan kenapa sih?! Lo kira gue kambing ditarik-tarik gitu?" kesal Rea membuat Nala menoleh sekilas.
"Mirip."
Rea melebarkan matanya, sebelah tangannya siap untuk memukul kepala Nala namun ia urungkan. Sebagai gantinya ia hanya bisa menghembuskan nafas pelan dan mengusap dada sabar.
"Sana pesen makan," suruh Nala seenaknya saat ia sudah duduk di manis dibangku.
"Loh kok gue?"
Nala menaikan sebelah alisnya, "Ini bekal siapa?" tanya Nala menunjuk kotak makan berwarna biru juga botol minum yang baru ia keluarkan dari paper bag.
Rea mendengus, "Besok-besok gue juga bawa bekal ajalah, ngantri banget kalo harus beli," sahutnya.
"Padahal hari pertama ke kantin, lo excited banget deh."
"Ya itukan hari pertama, sekarang beda lagi."
Rea kembali menghela nafasnya, "Andai punya pacar, pasti langsung dibeliin makan tanpa ribet ngantri-ngantri," ucapnya membuat Nala memutar mata malas.
"Lo gak mau makan apa gimana? Padahal tadi di kelas, lo yang maksa buat ke kantin deh," sahut Nala seraya membuka kotak bekalnya.
Setelah kembali menghembuskan nafas, Rea segera bangkit dari duduknya. "Oke! Gue mau pesen makan dulu, sekalian cari info tentang cogan-cogan di sekolah. Terutama kak Chandra," ucapnya semangat lalu berlari meninggalkan Nala yang menggeleng kecil.
☁☁☁
Brak.
"Siapa yang suruh lo berempat duduk di sini?!" seru Carla membuat Anna dan Rea naik pitam, karena keduanya tersedak kuah bakso karena terkejut.
Brak.
"Maksud lo apa anjing?! Emang ini tempat punya lo bukan kan? Punya bapak lo juga bukan kan?!" seru Anna setelah meneguk habis es teh manis miliknya.
"Gak usah belagu! Kita di sini juga bayar jadi terserah mau duduk di mana!" sahut Rea yang juga kesal.
Mendengar itu Carla beserta kedua temannya semakin kesal. "Asal lo tau, bokap gue penyumbang terbesar untuk sekolah ini! Jadi lo gak bisa seenaknya sama gue atau lo bakal dikeluarin dari sekolah!" seru Carla dengan suara lantang, membuat beberapa mata menoleh ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyanendra story
Teen FictionIni tentang Arsyanendra Sangga Zafar. Lelaki yang tidak mempercayai adanya cinta di dunia ini. Menurutnya jatuh cinta itu fenomena paling tidak masuk akal. Dan selama hidup, tak sekali pun ia merasakan apa itu yang namanya cinta. Pandangannya tenta...