☁☁☁
Tepat pukul 02.15 dini hari, Arsya turun dari motor besar miliknya. Mata tajam nan sayu itu tampak memperhatikan rumah besar yang ada di hadapannya ini dengan seksama. Rumah mewah yang sangat kokoh dengan 4 pilar besar menjulang tinggi di depannya. Siapa pun pasti akan berdecak jika melihat rumah ini, rumah yang lebih cocok disebut istana.
Entah kenapa tadi ia melajukan motornya ke sini. Padahal sejak sampai dadanya terasa sangat sesak dengan ingatan masalalu yang kembali hadir. Gejolak amarah kembali berdatangan membuat kedua tangannya mengepal kuat. Padahal beberapa menit lalu ia dibuat lupa karena terus meneguk minuman favoritnya. Ternyata benar, masalah akan lupa saat ia meminumnya namun tak bertahan lama.
Matanya melihat sekeliling, tempat yang begitu familiar di matanya. Tak ada satu pun yang berubah dari tempat ini, mungkin hanya pohon yang semakin terlihat lebih besar di pojok sana. Selebihnya tidak ada dan itu membuat bayangan masalalu bermunculan di kepalanya.
"Ah papa cemen! Masa gitu doang cape huu!!!"
"Wah kamu ngeledek Arsya? Sini papa tangkap kamu!!"
Lelaki berusia 5 tahun itu kembali berlari mengelilingi halaman depan, dengan tawa yang tak pernah hilang. Di belakangnya terdapat pria dewasa berpakaian santai yang berlari pelan mengejarnya.
"Sini kamu papa tangkap!!"
"Ngga kena wlee!!"
"Kalo ketangkap gak bakal papa lepas ya, awas aja!!"
Lelaki kecil itu kembali menoleh, berdecak pinggang memperhatikan papanya yang sudah terdiam dengan nafas naik turun.
"Tuhkan, papa udah tua sih. Jadinya cepet cape, kasian papa udah tua," ucapnya membuat pria yang beberapa langkah di depannya itu tersenyum hangat.
"Lagian kamu, ngajakin main kejar-kejaran kok sama orangtua?" tanyanya.
Arsya tertawa pelan, lalu berjalan mendekati sang papa. Dan di saat itu juga tubuhnya terangkat tinggi, lalu berputar membuat tawa kembali hadir.
"Pesawat akan segera mendarat!!" pekiknya.
Bersamaan dengan tubuh yang kembali diturunkan. "Papa lagi!! Papa lagi!!" pintanya sambil berloncat semangat.
Papanya hanya menggeleng seraya menjatuhkan tubuhnya di atas rerumputan. Membuat Arsya langsung naik ke atas tubuh itu dan memeluknya.
"Istirahat dulu, pesawatnya habis bensin," ucapnya dan Arsya tertawa, apalagi saat merasa nafas papanya naik turun membuat tubuhnya ikut bergerak.
"Anjing!!!" umpat Arsya seraya memukul tembok kuat-kuat.
Ia tidak mau mengingat itu, kenangan indah yang terasa menyakitkan saat kembali mengingatnya. Apalagi ingatan beberapa tahun lalu itu hadir bersamaan dengan kejadian beberapa jam tadi, di mana ia kembali bertemu dengan sosok yang dulu membuatnya tertawa lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyanendra story
Teen FictionIni tentang Arsyanendra Sangga Zafar. Lelaki yang tidak mempercayai adanya cinta di dunia ini. Menurutnya jatuh cinta itu fenomena paling tidak masuk akal. Dan selama hidup, tak sekali pun ia merasakan apa itu yang namanya cinta. Pandangannya tenta...