☁☁☁
Matahari sudah benar-benar terbenam, langit yang semula berwarna orange kemerahan itu kini berubah menjadi gelap gulita. Suara burung hantu juga jangkrik, terdengar menyeramkan. Ditambah lagi pohon-pohon tua nan besar yang menjulang tinggi dan angin yang berhembus cukup kencang. Membuat suasana horor semakin terasa.
Ya, kira-kira begitu tanggapan Nala dan Rea. Gadis yang duduk bersampingan di matras depan tendanya. Sama-sama mengenakan pakaian tebal, syal, dengan masing-masing bunny hat di atas kepalanya.
Suci dan Anna yang juga duduk di sana lantas menggeleng pelan melihat penampilan kedua teman barunya itu. Penampilan keduanya tidak seperti orang yang sedang camping, melainkan seseorang yang sedang berlibur tempat bersalju.
"Sumpah gue gak habis pikir sama lo, Re. Bisa-bisa lo sempet bawa bunny hat sama syal," ucap Anna dengan kegelengan kecil di kepalanya.
Saat ini Anna hanya memakai hoodie dan celana training panjang. Begitu juga dengan Suci.
"Kita itu cuma camping kali, tapi lo udah kaya mau liburan ke Swiss," lanjut Suci, bagaimana pun juga mereka masih tidak paham dengan sikap dan sifat sepasang sahabat itu.
"Lo berdua gak tau aja waktu SMP, dia bawa kasur lipet pas camping. Bawa boneka sama bawa selimut," cerita Nala mengingat-ngingat saat ia dan Rea camping semasa SMP.
"Serius?" tanya Anna tidak percaya.
Nala mengangguk sambil membenarkan bunny hat milik Rea, karena gadis itu sengaja membawakan untuknya. Ah Rea memang sahabat paling dabes!
"Tapi lo juga jadi kebawa enak sama gue!" sahut Rea pada Nala.
Memang seperti itu, Nala tipe orang yang terlalu malas membawa banyak barang saat camping. Yang selalu ia bawa banyak itu jelas saja makanan, dan perihal selimut miliknya yang tertinggal tadi pagi. Tidak benar-benar tertinggal, tapi sengaja ia tinggal. Namun untuk surat izin, itu benar-benar tertinggal.
"Nah! Itu enaknya gue!" balas Nala dengan senyum lebar.
Suci dan Anna hanya tertawa pelan. Keduanya kembali diam memperhatikan anggota OSIS yang sibuk menyiapkan api unggun. Di sana juga terdapat Paris dan Fino yang terlihat sibuk membantu--atau lebih tepatnya pura-pura sibuk. Sedangkan Chandra asik saja duduk di dahan pohon sambil sesekali meneguk kopinya.
"Gue gak suka deh sama si Carla, Nasla, Emely," celetuk Anna dengan nada tidak sukanya.
Nala lantas menoleh bingung, "Loh kenapa? Mereka kan satu tenda sama kita."
Anna mengangguk, "Itu masalahnya, gue males banget kalo harus satu tenda sama mereka!"
"Ya, kenapa?" kini Rea yang bertanya.
"Si Anna, satu SMP sama mereka. Dan ada kenangan buruk sama mereka lebih tepatnya sama Nasla sih. Ya kan, Na?" jelas Suci lalu bertanya pada Anna yang dibalas anggukan oleh Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyanendra story
Teen FictionIni tentang Arsyanendra Sangga Zafar. Lelaki yang tidak mempercayai adanya cinta di dunia ini. Menurutnya jatuh cinta itu fenomena paling tidak masuk akal. Dan selama hidup, tak sekali pun ia merasakan apa itu yang namanya cinta. Pandangannya tenta...