☁☁☁
Ajaran baru sudah kembali di mulai, setelah 3 tahun menghabiskan waktu di SMP. Kini saatnya ia menginjak ke jenjang berikutnya, SMA. Yang di mana, kata orang masa SMA adalah masa paling menyenangkan semasa sekolah bahkan semasa hidup.
Pertemanan, percintaan dan semua permasalahan yang ada di dalamnya menjadi point tersendiri. Yang membuat masa-masa SMA akan terus terkenang entah hingga kapan.
"Oke karena waktunya sudah habis, kalian boleh istirahat. Tau kantin di mana kan?!" tanya salah seorang lelaki yang mengenakan almamater maroon dengan nametag OSIS.
"Udah!!!"
"Ya sudah, boleh istirahat tapi ingat sebelum jam 10 kalian udah harus ada di kelas."
"Iya kak!!"
"Oke, saya permisi."
Satu detik lelaki yang diketahui pengurus OSIS itu keluar. Barulah semua siswa-siswi yang masih mengenakan seragam putih biru itu berhamburan keluar.
Jika koridor lantai 2 dan 3 diisi oleh putih abu. Lain halnya dengan lantai utama. Koridor dipenuhi oleh semua siswa-siswi baru yang masih mengenakan seragam putih biru dengan berbagai atribut yang juga dikenakan. Seperti rambut yang diikat pita, memakai topi bola juga selempang bertulisan gugus masing-masing.
"Akhirnya istirahat, laper banget gue."
Ia menoleh, menatap temannya yang masih mengenakan topi bola. "Ayo kantin!" ajaknya.
Edrea Angelina, nama gadis yang saat ini tersenyum semangat mendengar kata kantin. "Ayo!!" serunya.
Keduanya berjalan keluar kelas, tujuannya tentu saja kantin yang berada di dekat taman dan menghadap ke lapangan basket.
"Woah!!" decak Rea saat mereka sampai di kantin.
"Rame banget gila!" lanjutnya.
"Harusnya gue nurut aja, kalo disuruh bawa bekel," celetukan itu membuat Rea menoleh.
"Ngga! Justru ini bagian paling seru di SMA! Sepupu gue juga bilang kalo kantin di sekolah dia rame banget dan sekarang gue ngerasain sendiri!" balas Rea semangat.
"Oke, lo mau apa Lala?" tanya Rea menoleh.
Nala Zanneta, gadis yang kini memasang wajah malas. "Balik kelas aja gak sih, Re?" tanyanya balik.
"Big no! Kita udah jauh-jauh ke sini dan mau balik ke kelas?! Lo gila?!"
Nala berdecak seraya menggerakan topi bola yang ada di tangan kanannya, "Biasa aja kali!" kesalnya.
Rea hanya tersenyum polos, "Jadi lo mau apa Lala? Biar gue deh yang pesen," ucapnya membuat Nala tersenyum.
"Dibayarin juga gak?" tanya Nala membuat senyum di wajah Rea hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyanendra story
Teen FictionIni tentang Arsyanendra Sangga Zafar. Lelaki yang tidak mempercayai adanya cinta di dunia ini. Menurutnya jatuh cinta itu fenomena paling tidak masuk akal. Dan selama hidup, tak sekali pun ia merasakan apa itu yang namanya cinta. Pandangannya tenta...