☁☁☁
Arsya turun dari motornya, sambil sesekali menghisap rokok yang ada di sela-sela jarinya. Ia baru saja mengantar gadisnya pulang dengan selamat, tidak mampir karena memang Nala melarangnya.
"Aku mau siap-siap, kakak langsung pulang aja. Nanti malem ke sini lagi jam tujuh, gak boleh telat! Kalo sampe telat, awas aja!!"
Mau tak mau, ia mengangguk kecil lalu kembali melajukan motornya menuju warung yang ada di dekat sekolah. Selain belum ingin pulang, ada beberapa hal yang harus ia bicarakan dengan teman-temannya juga anggota Vandalas.
"Tumben banget gercep, gak bucin dulu lo?" tanya Paris yang saat ini sedang memakan gorengan.
Tidak menjawab, Arsya langsung mendudukan dirinya di samping Fino yang tampak sedang mabar bersama Dapis. Tak lupa, ia juga memesan segelas kopi.
"Alligator?" tanya Arsya membuat anggota Vandalas yang sedang sibuk pada kegiatannya masing-masing itu menoleh serempak.
"Aman, setelah kita bantai abis-abisan mereka belum ada pergerakan lagi. Atau mungkin masih pada di rumah sakit," sahut Daniel yang dibalas anggukan oleh teman-temannya yang lain.
"Tapi gue denger, Eros udah keluar dari rumah sakit. Dan gue yakin tuh orang gak bakal diem aja," lanjut Rival membuat Arsya terdiam.
Ngomong-ngomong soal Eros, karenanya Arsya lagi-lagi dan lagi mendapat tamparan keras dari sang mama. Entah apa yang Eros katakan, beberapa hari setelah ia membantai Alligator. Sang mama datang dan memberi satu tamparan keras di pipinya, juga memarahinya habis-habisan karena ia membuat Eros masuk rumah sakit.
"Basecamp?" tanya Arsya lagi.
"Santai, bapak gue cari orang-orang yang gak kaleng-kaleng. Jadi tinggal tunggu beberapa hari lagi, basecamp kita selesai!" sahut Fino dengan bangga, karena memang ia meminta tolong papanya untuk mencarikan tukang bangunan yang profesional.
Lagi, Arsya mengangguk lalu ia menoleh pada Chandra.
"Udah?" tanyanya dan Chandra menggeleng.
"Tapi ada orang yang gue curigain," sahut Chandra dengan wajah serius.
☁☁☁
Mobil Arsya berhenti tepat di depan gerbang rumah Nala. Ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, lalu menghela nafas lega karena ia sampai tepat waktu.
Ia keluar dari mobilnya dan berjalan memasuki area rumah Nala. Sesampainya di depan pintu utama, ia langsung mengetuknya dan tak lama keluarlah gadis cantik yang langsung memamerkan senyum manisnya.
"Halo!!" sapanya semangat.
Arsya sendiri hanya menggeleng pelan. Matanya memperhatikan penampilan Nala malam ini. Dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai, make up yang dipakai gadisnya itu juga bisa dibilang tipis namun terlihat sangat cantik baginya. Matanya lantas menajam kala ia menyadari dress apa yang dikenakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyanendra story
Teen FictionIni tentang Arsyanendra Sangga Zafar. Lelaki yang tidak mempercayai adanya cinta di dunia ini. Menurutnya jatuh cinta itu fenomena paling tidak masuk akal. Dan selama hidup, tak sekali pun ia merasakan apa itu yang namanya cinta. Pandangannya tenta...