45 : Kembali berulah

16.1K 920 5
                                    

☁☁☁

Bruk.

Prang.

Semua yang ada di kantin lantas terkejut dan menoleh serempak ke arah suara.

"Lo apa-apaan cabe?!!" seru Rea seraya membantu Nala untuk berdiri.

"Gak sengaja, kaki gue pegel makanya diselonjorin," sahut Carla dengan wajah tanpa dosa.

"Gak sengaja lo bilang?!! Jelas-jelas lo sengaja kaya gitu biar sahabat gue jatoh!!" tuduh Rea.

"La, ada luka gak?" tanya Rea dengan nada khawatir.

Nala tidak menjawab, ia malah menunduk melihat kedua telapak tangannya. Terdapat luka di telapak tangan kanan karena mangkuk yang ia bawa tadi pecah. Belum lagi panasnya kuah bakso membuat sekitar tangan Nala memerah.

"Gila lo berdarah Lala!!" pekik Rea membuat Laura, Anna dan Suci yang memang baru selesai memesan makanan itu berjalan cepat.

"Re, kenapa?" tanya Anna.

Rea menoleh lalu menatap tajam Carla yang tampak acuh memakan baksonya.

"Ini, si cabe kriting tiba-tiba aja julurin kakinya sampe bikin Lala jatoh. Lo liat, tangan Lala berdarah dan merah-merah karena kuah bakso sama kena pecahan mangkuk! Tapi si cabe gak ngaku bahkan gak mau minta maap!!" seru Rea dengan penuh emosi.

"Lo apa-apaan sih?! Lo ada masalah apa sama Lala?" tanya Laura dengan tatapan jengah.

Sejak awal menginjakan kakinya di sekolah ini, Laura sudah tidak menyukai Carla. Walau penampilan keduanya tak jauh beda, tetap saja Laura merasa bahwa dirinya jauh di atas Carla--si cabe kriting.

"Apa sih? Lo cuma anak baru gak usah ikut campur! Lagian gue udah bilang kalo gue gak sengaja!" balas Carla kesal.

"Dalam kamus lo mana ada kata gak sengaja hah?! Ah gue tau, udah lama lo gak bikin onarkan? Kangen lo sama temen gue? Pengen tenar lo sampe harus kaya gini? Norak banget tau gak!" ucap Suci yang ikutan kesal.

Brak.

Carla menggebrak meja membuat semua semakin memperhatikan mereka. Tak sedikit yang membuka kamera handphone dan mulai memvideo untuk bisa diunggah di akun lambe turah sekolah.

"Gue bilang gak sengaja! Lagian cuma luka kecil aja lebay banget!! Gak sampe mati jugakan?!" seru Carla dengan wajah yang memerah, penuh emosi.

"Luka kecil gini tuh perih banget ya! Asal lo tau aja cabe!! Lagian lo kalo mau cari gara-gara sama gue liat situasi dong, jangan malah pas gue lagi bawa mangkuk bakso!! Dikira kena air panasnya gak perih apa?!! Lama-lama gue siram juga muka lo pake air panas biar melepuh sekalian, kan viral tuh jadinya," cerocos Nala melupakan rasa sakitnya, kini ia menatap Carla dengan menantang.

"Lo yang salah! Jalan gak liat-liat, punya mata tuh digunain bukan buat liat cowo orang aja bisanya!"

Nala mengangguk paham, jadi semua ini masih tentang Arsya? Pikirnya. Sudah lama Carla tak mencari masalah dengannya, ia pikir gadis itu sudah lelah dan sudah tak mempunyai obsesi pada Arsya. Tapi ternyata ia salah, obsesi itu masih ada dan lagi-lagi Carla mencari masalah dengannya.

"Oh ini masih tentang kak Arsya?" tanya Nala dengan malas.

"Kak Arsya gak suka sama lo, kenapa lo jadi cewe murah banget?" tanyanya lagi.

Plak.

"Jaga omongan lo!!" bentak Carla setelah menampar pipi Nala kuat.

"Lo apa-apaan sih anjing!!" seru Rea lalu mendorong bahu Carla.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang