20 : Sebuah note

19.1K 1.2K 10
                                    

☁☁☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁

"KAK!!" pekik Nala membuat suara cempreng itu menggelegar di sepanjang koridor.

Beberapa siswa-siswi yang masih di dalam kelas lantas mengintip penasaran. Namun saat melihat ada Arsya juga Nala di koridor membuat semua paham akan apa yang terjadi, ditambah juga ada Carla, Emely dan Nasla. Tidak perlu ditanyakan lagi, karena jawabannya sudah pasti sama.

Nala lagi-lagi menggeram kesal, ia mendelik pada Carla yang pura-pura menunduk patuh begitu juga Nasla dan Emely. Kekesalannya bertambah berkali-kali lipat kala Arsya tak sedikit pun menoleh saat ia memanggilnya.

"Kak!!" seru Nala seraya menarik lengan Arsya membuat langkah kaki mereka terhenti.

Tangan Nala masih setia memegangi lengan Arsya, bukan modus atau apa hanya sedikit banyaknya Nala tahu bagaimana sikap Arsya. Jika dilepaskan lelaki itu pasti akan melanjutkan jalannya dan tak pedulikan dirinya.

"Kak!! Udah berapa kali aku bilang, aku gak salah!! Mereka yang salah, orang mau ke kelas tadi mereka halang. Terus juga mereka yang cari ribut duluan!! Kenapa aku harus ikut dihukum?!!" pekik Nala sambil menonggak menatap wajah datar Arsya.

"Kak!!! Pokonya aku gak mau dihukum! Kalo kakak mau hukum orang, jelas mereka yang harus dihukum!! Aku mau balik kelas!!" pekiknya lalu bersiap untuk melangkah menjauh.

"Kamu, salah," dua kata itu berhasil menghentikan langkah Nala--langkah Nala memang terhenti tapi karena cekalan Arsya di pergelangan tangannya.

Mendengar itu Carla lantas tersenyum lebar, apalagi saat menyadari bahwa kini Arsya menatap Nala dengan tajam.

"Emang kak, aku cuma mau ngobrol tapi dia aja yang ngegas terus!" ucapnya memanas-manasi.

Nala menoleh dengan cepat, tangan kirinya bersiap untuk menarik rambut Carla tapi lagi-lagi Arsya tahan.

"Nurut!" ucapnya dengan tegas.

"KAK!!!!" pekik Nala kesal, apalagi saat dengan tega Arsya menarik dan menyeretnya.

Dan di belakangnya, Carla tampak tersenyum puas melihat bagaimana kasarnya Arsya pada Nala. Bahkan sejak tadi, Arsya tak melakukan hal seperti itu padanya.

"Lo emang pantes dapetin itu," ucap Carla tanpa suara membuat Nala melebarkan mata tak percaya.

Dengan cepat Nala melepas cekalan tangan Arsya, "SINI LO ANJING!!"

☁☁☁

"Astagfirullah Lala!!" pekik Rea yang baru saja sampai di lapangan.

Gadis itu terlihat mengatur nafasnya, karena saat bel berbunyi tadi ia langsung memasukan barang-barang miliknya juga milik Nala. Lalu tanpa berpikir panjang ia langsung berlari keluar kelas, beberapa temannya memberitahu bahwa Nala sedang dihukum. Dan benar saja, sesampainya di lapangan Rea melihat sahabatnya yang sudah memprihatinkan.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang