83 : Ketemu

11.7K 736 86
                                    

☁☁☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁

"Gue ke toilet dulu ya?" pamit Nala membuat teman-temannya menoleh.

"Ayo, gue anter," sahut Rea seraya menaruh kue yang tengah ia makan lalu bangkit dari duduknya.

"Gak usah, gue aja. Mending lo makan tuh kue daripada keabisan nangis lo!" balasnya dan Rea mendengus sebal.

"Dih yaudah, padahal gue baik hati. Lo gak liat di sini banyak om-om berdasi, tapi kalo lo tetep mau sendiri ya gue gak maksa," ucapnya mendapat delikan dari Nala.

"Gak!" setelah itu Nala langsung berjalan menuju toilet seorang diri.

Benar apa yang diucapkan Rea, yang datang ke birthday party Laura itu tidak hanya muda-mudi. Tapi ada beberapa orang dewasa yang Nala yakini mereka semua adalah rekan bisnis papa Laura. Tapi ini pesta bukan club, belum lagi tak ada minuman alkohol di sini. Jadi tak perlu takut untuk berkeliaran sendiri bukan? Pikirnya.

"Nah ini toilet, susah-susah gue cari!" ucapnya sendiri lalu masuk ke dalam toilet.

Selang beberapa lama, Nala kembali sambil sesekali merapikan tataan rambutnya.

"Nala?"

Ia menonggak kala seseorang memanggilnya. Jantungnya berdebar dan ia siap untuk pergi, tapi tangan kekar itu menahannya.

"Kamu dengan siapa di sini?" tanyanya.

Nala mendecih, seraya memutar matanya malas. Kenapa ia harus bertemu pria ini di sini? Kenapa juga orang yang mengaku-ngaku sebagai ayahnya ada di pesta Laura?

"Gak usah kepo!" jawabnya.

Pria itu menghela nafasnya pelan, "Sayang, ini ayah," lirihnya.

"Ayah aku udah mati!"

"Ngga, Nala. Ini ayah, ayah kandungmu. Sudah berapa kali ayah bilang, kali ini ayah."

Nala berdecak, hancur sudah moodnya. Dengan tatapan tajam, Nala semakin memberanikan diri untuk kembali menatap mata pria itu.

"Udah aku bilang, sejak ayah mutusin buat pergi ... ayah bukan lagi ayah Lala!" serunya.

"Ayah har--," drrrttttt, drrtttttt, drtttrrr.

Handphone pria itu bergetar, membuatnya menghela nafas pelan. Ia langsung merogoh saku celannya dan mengangkat panggilan itu.

"Halo Eros, ada apa?" tanyanya membuat Nala yang baru saja melangkah itu menoleh.

Pria dewasa itu mengenali Eros? Pikirnya.

"Ah kamu sudah ketemu Arsya?" tanyanya, membuat niat untuk kabur itu hilang.

"Ya sudah, nanti papi ke sana," ucapnya lalu kenutup sambungan itu dan kembali menoleh pada Nala yang terdiam.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang