51 : Taman bermain

15.3K 870 4
                                    

☁☁☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁


Motor besar Arsya berhenti di basemant sebuah mall. Hal itu membuat beberapa mata yang ada di sana menatap keduanya bingung. Jam baru menunjukan pukul 10.30, yang di mana biasanya jam segini adalah waktu bel masuk berbunyi setelah istirahat. Dan jika sedang istirahat juga tidak mungkin siswa atau pun siswinya nekad pergi ke mall. Jadi semua orang yang melihat Nala juga Arsya langsung tahu bahwa keduanya membolos.

"Ayo," ajak Arsya seraya menarik lembut tangan Nala dan menggenggamnya.

"Kenapa harus ke mall sih? Kan gak enak diliatin gini, pasti disangka anak gak bener karna ngebolos," bisik Nala seraya mendekatkan dirinya pada Arsya.

Mood nya sudah cukup membaik siang ini. Setelah di ajak jalan-jalan tidak jelas, sambil sesekali Arsya bercerita tentang hal random teman-temannya. Keduanya mampir ke tempat makan terlebih dahulu. Lalu setelah makan Arsya kembali mengajak Nala ke basecamp, tidak lama karena Arsya hanya mengambil 2 buah hoodie miliknya yang sengaja ia taruh di sana.

Dan setelah keduanya mengenakan hoodie, Arsya kembali mengajak Nala keliling-keliling tak bertujuan. Jika sebelumnya Arsya yang mengisi perjalanan, maka perjalanan itu diisi oleh cerita Nala.

"Udah, ayo," ajak Arsya lagi, menyadarkan lamunan Nala.

Mau tak mau Nala mengangguk, ia berjalan beriringan bersana Arsya dengan kepala menunduk. Membuatnya tak tahu bahwa ada beberapa penjaga yang di sana menunduk sopan pada Arsya yang berjalan melewatinya.

"Ini kita dibolehin masuk sama satpamnya?" tanya Nala bingung, ia bahkan sedikit menoleh ke belakang.

Arsya sendiri tidak langsung menjawab, ia malah menggiring Nala untuk memasuki lift.

"Waktu SMP aku pernah main sama Rea, karena waktu itu pulang cepet jadi kita berdua pergi ke mall," cerita Nala saat pintu litf sudah tertutup.

"Terus?" respon Arsya seadanya, ia terus menatap Nala dengan gemas juga tangan yang terus bergerak di pipi dan puncak kepala Nala lembut.

"Terus pas mau masuk, tiba-tiba gak diizinin sama satpamnya. Katanya anak sekolah gak boleh masuk sebelum jam satu, ya emang sih waktu itu masih sepuluhan gitu," lanjutnya dan Arsya terkekeh pelan.

"Kamu dikira bolos kali."

"Iyakan? Pasti satpamnya ngira gitu, padahal emang kita pulangnya dicepetin gitu gurunya rapat."

Lagi-lagi Arsya terkekeh, mendengar cerita Nala sudah menjadi hobi barunya. Mulut kecil yang terus berceloteh juga ekspresi yang ditampilkan membuatnya gemas bukan main.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang