12 : Biang masalah

20.4K 1.1K 16
                                    

☁☁☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁

Nala berjalan menelusuri koridor seorang diri, Rea sudah lebih dulu sampai di kelas karena memang sahabatnya itu juga susah berangkat beberapa menit sebelum dirinya. Dengan langkah riang, mulut Nala terus bergerak menggumamkan lirik lagu kesukaannya. Ia juga membalas sapaan orang-orang yang menyapanya.

"Eh, Nala," sapa seorang lelaki bertubuh sedikit gemuk.

"Eh, Bobi," balas Nala menghentikan langkahnya.

Mendengar Nala salah mengucapkan nama, lelaki itu memutar mata malas. "Arman, nama gue Ar-man!" balas Arman menekan namanya.

Nala mengerjapkan matanya pelan, "Emang iya? Udah ganti?" tanyanya bingung.

Banyaknya orang yang ia kenal, kadang membuat Nala salah dalam menyebutkan nama. Seperti hari ini contohnya, karena seingatnya lelaki dengan tubuh sedikit gemuk ini bernama Bobi. Mengingat nama itu sangat cocok untuknya, tapi ternyata Arman lah namanya.

"Iya kemaren! Udah syukuran juga kok!" jawab Arman tidak santai.

"Loh kok gue gak diundang sih?!" decak Nala kesal.

Arman menghela nafas pelan, tangannya terulur untuk menepuk-nepuk puncak kepala Nala sebelum ia dorong pelan keningnya.

"Wajar sih, badan lo kecil. Jadi otak lo juga kecil," ucapnya dan langsung berlari meninggalkan Nala.

"FIRMAN AWAS LO YA?!!!!" pekik Nala kencang membuat beberapa mata memperhatikannya.

"Eh?" Nala tersadar bahwa ia menjadi tontonan siswa-siswi di koridor.

Ia langsung memasang senyum sepolos mungkin, "Maap ya maap, si Rahman ngeselin sih," ucapnya membuat beberapa menggelengkan kepala geli.

Nala kembali melanjutkan langkahnya, namun seseorang tiba-tiba saja menyenggol bahunya keras dari belakang membuat Nala tersungkur ke depan.

"Ups! Sorry, gue gak sengaja. Sini-sini gue bantu."

Ia menoleh cepat setelah mendengar suara itu, matanya langsung menajam saat Carla tersenyum mengejeknya.

"Aduh gue gak sengaja sumpah, sini gue bantu," ucap Carla lagi kini menjulurkan tangannya, namun segera Nala tepis.

"Sengaja kan lo?!" tanya Nala setelah berdiri tegak.

Ia menatap Carla dengan tatapan permusuhan, begitu sebaliknya. Dan lagi-lagi, Nala kembali mencuri banyak perhatian.

"Gue bilang gak sengaja, gak usah nyolot!"

"Emangnya lo ngerti kata gak sengaja hah?! Lo pasti sengaja ngaku!"

Carla marah, apalagi saat Nala mendorong bahunya. "Lo apa-apaan sih?!!" seru Carla langsung.

"Lo yang apa-apaan?!! Pake segala nabrak gue! Jalan masih lega, gunain dong matanya!! Percuma mata pake softlent gitu, kalo gak digunain!"

"Guekan udah bilang gak sengaja, kenapa lo ribet banget?!"

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang