17 : Tawuran

21.2K 1.1K 19
                                    

Vote pleaseee.. Satu vote berharga banget buat aku hm..

 Satu vote berharga banget buat aku hm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁

Seperti kebanyakan remaja lainnya, Nala juga tak jarang pergi nongkrong selepas pulang sekolah. Ke cafe atau pergi ke mall sudah ia lakukan beberapa kali, bahkan saat Nala masih duduk di bangku SMP. Tentunya dengan Rea, sahabat tercinta.

Tapi kali ini tidak hanya Rea, melainkan ada Suci dan Anna. Bisa dibilang ini kali pertama mereka pergi nongkrong bersama, karena beberapa waktu yang lalu Nala dan Rea selalu berdua.

"Cogannya banyak banget gila!" pekik Rea pelan, Suci mengangguk setuju. Mata keduanya sudah menjelajah ke seluruh sisi cafe yang cukup ramai sore ini.

Ada beberapa pelajar seperti mereka dan sebagian pelajar laki-laki memilih untuk di bangku luar, kawasan bebas rokok. Namun semua terlihat jelas karena dinding transparan membuat mata Rea dan Suci jelalatan.

Anna tampak acuh saja sambil menikmati minumannya, begitu juga Nala yang asik memakan es krim tanpa pedulikan kedua temannya yang sejak tadi berdecak kagum.

"Jadi pengen deh," celetuk Rea membuat Nala menoleh.

"Pengen apa?" tanyanya langsung.

"Kaya gitu," tangan Rea bergerak menunjuk ke arah pojok, di mana di sana terdapat sepasang kekasih yang sedang bercanda tawa.

"Makanya cari pacar!" suruh Anna membuat Rea berdecak.

"Udah ada, tapi ...."

"Ada? Siapa?" tanya Nala bingung.

Rea tersenyum lebar, "Kak Chandra."

Lantas Nala, Anna dan Suci memutar mata malas. "Mimpi lo kejauhan tau!" ledek Suci dan Rea mendelik kesal.

"Tapi serius, katanya kak Chandra tuh gak pernah pacaran ya samalah kaya kak Arsya. Terus juga banyak yang bilang kalo mereka ada kelaianan," ucap Suci dengan suara pelan.

Nala dan Rea yang mendengar itu tentu saja terkejut, keduanya sama-sama melebarkan mata dan mulut membuat Anna tertawa geli.

"Biasa aja muka lo berdua!"

Nala menggeleng, "Ada kelainan? Maksudnya ...."

Suci mengangguk kecil saat ia paham apa yang akan Nala ucapkan, "Nah makanya, banyak cewe-cewe yang nyerah buat deketin mereka. Sesusah itu emang."

Rea berdecak pelan, berusaha menepis ucapan Suci. Ia tidak terima, enak saja Suci mengakatakan calon jodohnya itu mempunyai kelainan yang sangat mengerikan itu, pikirnya.

"Ah, si Lala aja gak pernah pacaran kok. Lo gak punya kelainan kaya gitu-gitukan La?" tanya Rea membuat Nala memukul lengannya langsung.

"Gila lo! Yang nggalah!" kesal Nala.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang