☁☁☁
"ASTAGFIRULLAH APA-APAAN INI?!!" teriakan itu menyadarkan dua orang yang sejak beberapa menit lalu saling tatap, dengan posisi yang bisa membuat orang lain salah paham.
Seperti wanita bertubuh gemuk dengan kacamata kotak itu. Ia tampak berjalan cepat dengan tongkat panjangnya, wajahnya sudah memerah menahan emosi yang tiba-tiba hadir melihat pemandangan tidak mengenakan tadi.
"Arsya?" tanyanya kaget.
"Bu ... hm, ini tidak seperti yang ibu pikirkan, sa--saya bisa jelaskan," ucap Nala dengan kepala menunduk.
Entah sudah berapa kali jantungnya berdebar melebihi batas normal, membuat Nala takut jika ia tiba-tiba mempunyai penyakit jantung saking cepatnya detak jantung hari ini.
Di sampingnya terdapat Arsya yang tampak santai, bahkan wajahnya benar-benar datar seolah tak melakukan kesalahan apapun. Berbeda sekali dengan Nala yang keringatnya sudah mulai bercucuran. Ia takut-takut menatap bu Ros, yang sudah memelototinya.
"Kenapa kalian tidak masuk kelas?!!" bentaknya membuat Nala terkejut, bahkan langsung memepetkan dirinya pada Arsya.
Arsya yang menyadari itu sedikit menoleh pada Nala dengan sebelah alisnya terangkat, lalu kembali menoleh ke arah guru yang menatapnya tajam.
"Guru rapat," jawab Arsya singkat, padat dan jelas.
Bu Ros menghembuskan nafasnya kasar, "Ya! Guru-guru memang sedang rapat, tapi tetap memberi tugas untuk kalian!!" sahutnya.
"Tapi lihat kalian? Membolos dan berbuat mesum?!" lanjutnya dengan gelengan tidak percaya.
Nala melebarkan matanya, apa tadi? Berbuat mesum? Dengan Arsya? Yang benar saja! Jelas-jelas dirinya jatuh--menimpah tubuh Arsya dengan posisi tengrukap dan Arsya yang terlentang.
"Ng--ngga mesum bu, ta--tadi saya ja--tuh," elak Nala dengan wajah memerah mengingat kejadian beberapa menit lalu.
Memang tidak bisa dipungkuri, jika posisi jatuhnya tadi terlihat sangat intim. Siapapun akan sepemikiran dengan bu Ros, saat melihat 2 murid berbeda gender berduaan di bekalang perpustakaan yang cukup sepi dengan posisi yang ... argh Nala tidak ingin mengingatnya. Ia menggeleng kecil membuat Arsya kembali menoleh dan menatapnya aneh.
"Gak sengaja," ucap Arsya membantu Nala berbicara agar bu Ros tak salah paham.
Sebenarnya ia malas, namun melihat wajah panik Nala membuatnya sedikit tidak tega--atau mungkin ia ingin cepat-cepat keluar dari situasi tidak jelas ini.
"Gak sengaja gimana?! Jelas-jelas tadi ibu liat kalian di sini ...," ucapnya menggantung, lagi-lagi menatap Arsya dan Nala dengan tatapan tidak percayanya.
Mulai jengah dengan tingkah gurunya ini, Arsya lantas berdecak pelan. "Ck, apa yang dilihat belum tentu itu benar terjadi. Pikir sebelum menyimpulkan atau menyesal," ucapan dinginnya membuat bu Ros terdiam, begitu juga dengan Nala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyanendra story
Teen FictionIni tentang Arsyanendra Sangga Zafar. Lelaki yang tidak mempercayai adanya cinta di dunia ini. Menurutnya jatuh cinta itu fenomena paling tidak masuk akal. Dan selama hidup, tak sekali pun ia merasakan apa itu yang namanya cinta. Pandangannya tenta...