53 : Luka terpendam

15.4K 867 3
                                    

☁☁☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁

Ada yang mengganggu pikiran Nala sejak semalam. Membuatnya tidak fokus selama pelajaran, walau biasanya juga ia tidak pernah fokus karena selama pelajaran berlangsung ia dan Rea terus mengobrol membahas banyak hal. Tapi kali ini tidak, Nala menatap lurus ke depan dengan sebelah tangan yang menopang dagu. Sebelahnya lagi asik mencoret-coret buku bukan menyalin apa yang guru tulis di depan sana.

Rea yang juga merasa aneh akan perubahan Nala itu sejak tadi terus bertanya, tapi Nala malah menggeleng dan berkata tidak apa-apa. Hal itu jelas membuat Rea berdecih pelan, Nala pikir ia akan percaya? Memangnya sudah berapa lama mereka berteman sehingga Nala bisa membohonginya seperti ini?

Tapi Rea tidak memaksa, maksudnya untuk saat ini tidak. Mungkin nanti saat jam istirahat ia akan langsung bertanya dan memaksa Nala untuk bercerita.

Kringgg... Kringgg... Kringggg..

"Akhirnya," ucap Rea seraya merenggangkan ototnya.

"Berhubung waktunya sudah habis, kita lanjutkan minggu depan. Ibu permisi, assalamualaikum!!"

"Waalaikumsalam!!"

"Yok kantin!" ajak Rea langsung tapi Nala malah menjatuhkan kepalanya di atas meja bersamaan dengan helaan nafas panjang.

"Lo, kenapa? Yakin gak mau cerita sama gue, La?" tanya Rea sambil mengusap lembut bahu Nala.

Nala menggeleng, "Gue gapapa Re, lo ke kantin aja sana gue mau di kelas aja," jawabnya.

Rea menggeleng dengan decakan pelannya, ia kesal saat Nala berkata tidak apa-apa padahal terlihat jelas bahwa sahabatnya itu sedang memikirkan banyak hal.

"Kita sahabatan gak setaun dua taun ya La. Gue bahkan tau kapan lo bohong dan kapan lo jujur. Jadi gak guna juga lo bilang gapapa gini, padahal gue tau jelas-jelas lo lagi ada apa-apa," ucap Rea panjang membuat Nala kembali mengangkat wajahnya.

"Re," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Ia benar-benar tidak tahu harus apa, ada banyak emosi yang ingin ia keluarkan tapi ia tidak bisa. Ia marah, ia kecewa, ia benci dan ia juga rindu.

"Kenapa?" tanya Rea dengan lembut, ia semakin yakin pasti ada yang tidak beres dengan sahabatnya ini.

☁☁☁

Pukul setengah 12 malam, Nala terbangun dari tidurnya. Alasan utamanya karena ia haus namun lupa membawa minum ke kamar. Lalu alasan keduanya adalah suara keributan di bawah sana, ada dua orang yang sepertinya tengah bertengkar di sana.

"Ini tetangga gue lagi pada ribut apa gimana sih?" tanyanya sendiri.

"Ck, ganggu banget sumpah," decaknya kesal seraya bangkit dari tidurnya dan berjalan keluar kamar.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang