☁☁☁
Jurit malam adalah acara inti dari camping hari ini. Semua siswa-siswi kelas 10 ada dibagi menjadi beberapa kelompok yang berisikan 8 sampai 10 orang. Masing-masing kelompok mempunyai tugas yang sama, yaitu berjalan menelusuri hutan yang sudah diarahkan oleh para pengurus OSIS.
Akan ada 4 pos yang nanti dijaga oleh beberapa pengurus OSIS. Dan masing-masing kelompok akan diberi semua pertanyaan, tantangan atau bahkan tugas yang harus mereka lakukan dengan baik, benar, kompak dan tepat waktu. Setiap anggota dan setiap tim akan mendapat nilai yang berbeda-beda, sebagaimana mereka menjawab dan melakukam tugas atau tantangan dengan benar.
Kini, tepat pukul 2 dini hari. Di mana udara sedang dingin-dingin karena angin menghembus cukup kencang. Api unggun yang kembali dinyalakan menjadi satu-satunya penghangat di sini. Beberapa memepetkan dirinya agar tetap hangat di dekat api unggun, beberapa lagi memilih untuk memakai berlapis-lapis pakaian hangat.
"Sudah jelas semuanya?" tanya salah satu pengurus OSIS yang baru saja menjelaskan serta menyebutkan nama-nama kelompok.
"Sudah!!"
"Oke, kalo sudah kita mulai dari sekarang. Kelompok satu silahkan pergi lebih dulu, kalo sudah lima menit berjalan baru disusul oleh kelompok dua. Dan ingat, bagaimana caranya kalian mempertahankan lilin itu agar tidak mati. Bagaimana pun juga hanya satu lilin yang akan menemani kalian sampai kembali ke sini," jelasnya.
Lagi-lagi semua mengangguk paham, walau lesu dan masih mengantuk.
"Yaudah, ayo kelompok satu jalan pertama. Semangat!!"
Kelompok satu beranggotakan 10 orang yang dipilih secara acak, itu mulai berjalan berbaris memasuki area hutan dipandu oleh satu ketua yang memegang lilin sebagai penerang jalan. Selang 5 menit berlalu, kelompok dua pun mulai berjalan memasuki hutan.
"Mayor!"
Anna, gadis itu mengangkat tangannya. Membuat beberapa mata menoleh ke arahnya.
"Nala, kelompok empat. Dan Rea, kelompok tujuh belum datang," jelasnya membuat beberapa orang terkejut.
"Belum bangun apa gimana?" tanya OSIS itu membuat Anna menoleh ke arah tenda.
"Kayanya belum bangun, tadi sudah saya bangunkan tapi mereka tidur lagi," jawab Anna pelan.
Suci yang mendengar itu juga mengangguk, karena memang mereka berdualah yang membangunkan Nala serta Rea saat alarm OSIS terdengar.
Arsya yang mendengar itu lantas menghembuskan nafasnya, ia menoleh Aldo bermaksud untuk segera membangunkan kedua gadis yang lagi-lagi berulah.
"Cari masalah mulu, caper amat," celetuk Carla dengan sinis.
Anna yang mendengar tentu saja tidak terima, ia menatap Carla dengan tajam. "Lo juga kalo gak gue guyur pake air, bakal tetep ngebo sampe pagi!" sahutnya yang menyulut emosi Carla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyanendra story
Teen FictionIni tentang Arsyanendra Sangga Zafar. Lelaki yang tidak mempercayai adanya cinta di dunia ini. Menurutnya jatuh cinta itu fenomena paling tidak masuk akal. Dan selama hidup, tak sekali pun ia merasakan apa itu yang namanya cinta. Pandangannya tenta...