73 : Official

14.1K 752 14
                                    


☁☁☁

Satu sekolah dibuat gempar oleh potingan Arsya di instagram. Walau sebelum-sebelumnya juga Arsya kerap kali memposting foto Nala, tapi postingan semalam dengan caption yang sedemikian rupa jelas membuat semua terkejut. Bahkan banyak postingan siswa-siswi SMA Bhinabakti yang menggunakan hastag #kitatitipkanmascrushpadanala.

Sebagian memang mendukung soal hubungan keduanya, tapi sebagian lagi justru tidak terima. Bahkan mereka dengan terang-terangan memperlihatkan ketidaksukaannya pada Nala karena statusnya yang naik pangkat itu.

Rea mendengus kala mendengar beberapa orang yang membicarakan Nala.

"Apa banget sih?!" serunya langsung.

"Iri? Bilang babi! Slebew!!!" lanjutnya membuat Nala menggeleng pelan.

Ia sendiri justru biasa saja, malah mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Memperlihatkan pada semua orang bahwa ialah yang Arsya mau. Ralat, sebenarnya bukan untuk semua orang, tapi untuk seseorang yang sejak awal Nala curigai. Siapa lagi kalo bukan Laura? Hari ini temannya itu tidak masuk sekolah entah karena apa. Patah hati mungkin, pikirnya.

Arsya memang sudah menjelaskan semua, ia juga sudah memaafkannya. Hanya saja ia masih menyimpan dendam pada gadis yang ada di foto-foto itu. Walau Arsya sudah berkata akan segera mencari tahu siapa dalang dibalik semua ini, tapi ia tetap mencurigai Laura. Tatapan Laura pada Arsya sangat berbeda, seperti tatapan seorang gadis yang begitu mendambakan lelaki pujaan hatinya.

"Udah sih biarin aja," sahutnya.

Rea memutar mata malas, "Please, bukan sahabat banget yang diomongin orang tapi malah bilang udah sih biarin aja. Padahal sahabat gue mah langsung trobos sat set, sat set, selesai!"

Nala tertawa, "Lo tau gunanya tangan apa?" tanyanya.

"Buat tabok lo."

"Anj--astagfirullah," Nala mengusap dadanya sabar.

"Dengerin gue," ia menepuk bahu Rea pelan.

"Gunanya tangan kita itu, selain untuk berbuat baik dan juga buat tabok mulut lo. Gunanya tangan itu adalah untuk menutup kedua telinga kita, bukan untuk menyumpal-nyumpal mulut-mulut jahanam kaya gitu. Tapi buat nyumpal mulut lo bisa dipertimbangkan lagi sih," jelas Nala membuat Rea berdecak malas.

"Ya, ya, ya terserah lo. Tuh liat udah ditungguin sama si paling seneng nungguin," ledek Rea menunjuk Arsya yang ada di ujung koridor.

Nala tertawa, ia tahu Rea juga iri seperti orang lain. Bagaimana tidak iri, ia dan Chandra sudah dekat cukup lama tapi Chandra tetap belum meresmikan hubungan keduanya. Tapi biarlah, biar Rea merasakan juga apa yang ia rasakan.

☁☁☁

Paris, Fino, Chandra dan Rea menatap pasangan yang baru official itu dengan jengah. Juga beberapa anggota Vandalas yang duduk tepat di samping meja mereka. Dengan berbagai makanan yang ada didua meja itu, seolah tak cukup jika tidak memberi sedikit nyinyiran untuk pasangan baru itu.

Walau sebenarnya tak ada bedanya dari Arsya atau pun Nala. Keduanya tetap terlihat bucin dan seolah hanya tinggal berdua di bumi ini. Jangankan setelah official, saat hubungannya masih abu-abu alias masih belum jelas keduanya juga sudah sangat bucin--terlebih Arsya.

"Enak gak kak?" tanya Nala saat melihat Arsya memakan nasi goreng pemberiannya itu dengan lahap.

Arsya menoleh, sambil mengunyah makanannya. Tangannya terulur mengusap lembut puncak kepala Nala dan tersenyum kecil.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang