☁☁☁
"LALA!!"
"Lala ya ampun bangun sayang!!"
"Engh, apa sih bu?" tanya Nala dengan suara seraknya.
Ia menarik selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Menutup seluruh tubuhnya hingga kepala karena cahaya matahari mulai memasuki kamar.
Nina--Ibunya sudah berdecak pinggang di dekat jendela yang baru saja ia buka. Putri sematawayangnya ini selalu bisa membuatnya naik darah jika dibangunkan.
Ia sebenarnya tidak masalah jika Nala harus bangun siang, tapi masalahnya hari ini adalah hari pertama putrinya resmi menjadi siswi SMA. Hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Nala. Bahkan satu set seragam putih abu itu sudah tergantung rapi lengkap dengan sepatu dan kaos kaki di samping meja belajar sana. Tas berwarna biru langit itu juga sudah rapi di atas meja, membuat Nina tersenyum membayangkan sesibuk apa putrinya semalam demi menyiapkan barang-barang sekolahnya.
"Lala, bangun yuk. Udah siang nih, kamukan sekolah," ucapnya lembut seraya mengusap pelan kepala Nala.
"Masih ngantuk bu."
"Udah ayo bangun. Anak SMA kok males bangun pagi? Nanti telat kamu dihukum lagi sama ketua OSIS mau?"
Mendengar kata dihukum apalagi ketua OSIS, Nala langsung bangkit dari tidurnya. Rambut yang acak-acakan, matanya masih memerah juga mulut kecil yang sesekali menguap itu membuat Nina tertawa pelan.
Sudah berusia 15 tahun tapi tetap seperti gadis berusia 5 tahun. Rasanya baru kemarin ia mengantar Nala ke SD sebelum ia pergi ke rumah sakit. Tapi pagi ini, ia akan melihat putrinya pergi ke sekolah menggunakan seragam putih abu.
Nina tersenyum haru, gadis kecil yang selalu menjadi penguatnya kini sudah beranjak dewasa. Tak dipungkiri bahwa ia juga sedikit takut, takut akan pergaulan Nala yang aneh-aneh. Walau begitu ia tetap percaya bahwa gadis kecilnya ini, putri kesayangannya ini tahu mana yang baik dan mana yang buruk.
"Sekarang jam berapa?" tanya Nala seraya menggaruk kepalanya.
"Jam setengah tujuh."
Mata Nala melebar, "J--jam setengah tujuh?!" pekiknya.
"Iya, udah sana cepet nanti gerbang ditutup jam tujuh kamu telat lagi."
"IBU!!!" pekik Nala langsung.
Ia bangkit dari tempat tidurnya, berlari ke kamar mandi lalu kembali mendekati lemari. Balik lagi ke kamar mandi dan kembali mengambil seragam yang tergantung di dekat meja belajar.
"Pelan-pelan Lala, nanti kamu jatuh di kamar mandi!" tegurnya.
"Ibu gerbang sekolah Lala tutupnya jam setengah tujuh hari ini. Soalnya mau ada apel pagi penyambutan murid baru. Kenapa ibu gak bangunin Lala dari jam empat subuh?" ucap Nala dari dalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyanendra story
Genç KurguIni tentang Arsyanendra Sangga Zafar. Lelaki yang tidak mempercayai adanya cinta di dunia ini. Menurutnya jatuh cinta itu fenomena paling tidak masuk akal. Dan selama hidup, tak sekali pun ia merasakan apa itu yang namanya cinta. Pandangannya tenta...