44 : Tim aduk vs tidak

17K 954 29
                                    

☁☁☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁

Pagi ini Nala sudah siap dengan celana pendek sebatas paha juga atasan kaos polos berwarna pink. Tak lupa sebuah jaket model crop terlampir di sebelah bahunya, ia juga mengenakan sepatu olahraganya yang berwarna putih.

Rambut panjangnya di ikat satu dengan beberapa helai jatuh di tekuk leher dan poni tipis yang senantiasa menutupi keningnya.

Brum.. Brum.. Brum..

Dengan senyum lebar ia langsung bangkit dari duduknya. Berlari kecil menuju gerbang bersama dengan berhentinya sebuah motor di depannya.

"Selamat pagi!!" serunya dengan semangat.

Saking semangatnya, ia mengepal tangannya dan mengangkatnya ke udara.

"Hm."

Lantas matanya melebar sempurna mendengar balasan tak minat itu.

Bugh.

"Ngeselin banget!!" serunya setelah memukul kuat dada Arsya.

Tidak ada ekspresi apapun saat helm fullface itu dibuka. Arsya justru menatap lekat-lekat celana yang Nala kenakan, lalu menatap tajam gadis itu.

"Ganti!" suruhnya langsung.

"Gak mau! Udah cepet masukin motornya ke dalem, terus kita jalan!" suruh balik Nala.

Arsya hanya bisa menghela nafasnya pelan, lalu mulai melajukan motornya memasuki rumah Nala. Setelah memarkirkan motor besar itu dengan rapi, ia langsung berbalik mendekati Nala yang sudah berdiri di sana.

"Ganti dulu," suruh Arsya lagi.

Matanya mendelik sebal ke arah Nala, apa gadis itu tidak tahu bahwa dengan celana yang ia kenakan itu akan membuat banyak lelaki yang menatapnya nanti. Dan Arsya, tidak pernah mau berbagi apa yang sudah ia cap sebagai miliknya.

Dan Nala adalah miliknya.

"Kak! Aku kalo lari pagi emang udah biasa pakenya celana pendek gini, kalo pake training suka gerah tau," jelas Nala berusaha memberi Arsya pengertian.

"Na ...," panggil Arsya dengan lembut.

"Ini terlalu pendek," lanjutnya.

"Kak Arsya ...," panggil Nala tak kalah lembut.

"Kalo ngurusin perkara celana, kita bakal lari pagi jam sepuluh nanti," lanjutnya membuat Arsya mendengus.

"UDAH AH AYO!"

☁☁☁

Kedua sudut bibir Arsya terus tertarik menampilkan sebuah senyum kecil di sana. Membuat beberapa gadis yang melihat itu memekik pelan, karena ketampanan seorang Arsya. Apalagi kini Arsya mengenakan training abu-abu dengan atasan kaos polos berwarna putih. Rambut sedikit gondrong itu tampak lepek dan basah karena keringat. Belum lagi keringat di sekitar leher membuatnya terlihat semakin mempesona.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang