64 : Curiga

11.5K 687 3
                                    

Maap banget aku baru bisa up sekarang, ada beberapa hal yang bikin aku belum bisa up kemarin-kemarin.. Makasih buat yang udah nunggu, aku usahain tetep up setiap hari ya!!

 Makasih buat yang udah nunggu, aku usahain tetep up setiap hari ya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁

Bohong jika Nala tak memikirkan pesan dari nomor asing yang ia terima kemarin. Nyatanya semalaman saja ia tak bisa tidur dengan tenang, karena kepalanya terus memikirkan apa maksud dan siapa pengirim dari pesan itu.

Teman.

Satu kata itu ada di akhir kalimat. Yang di mana membuat Nala benar-benar overthingking. Ia tak memiliki banyak teman di sekolah, walau ada beberapa yang ia kenal dari kelas lain tapi mereka tidak bisa disebut teman karena Nala hanya sebatas kenal saja. Mungkin hanya Anna, Suci dan Laura lah temannya selain Rea tentunya.

Mungkinkah salah satu diantara ketiga temannya yang mengirim pesan itu? Jika tidak, siapa lagi? Toh teman SMP nya tidak mungkin ada yang mengenal Arsya, begitu juga teman satu kelasnya yang bahkan tidak berani jika harus bertatapan dengan Arsya. Jadi apa mungkin?

Tapi siapa? Laura, Anna atau Suci? Jika diingat-ingat lagi, Anna dan Suci bahkan terlihat tak berinteraksi dengan Arsya. Suci bahkan tampak takut dan gugup jika berhadapan dengan Arsya, juga Anna yang tampak acuh tak acuh saat di dekat Arsya seolah ia sama sekali tak tertarik dengan Arsya.

Tapi Laura? Temannya itu sudah beberapa terlihat bersama Arsya dan juga terlihat cukup akrab. Nama juga pernah melihat tatapan Laura yang berbeda pada Arsya. Sedikit aneh memang, tapi apa benar Laura yang mengirimnya pesan?

Dan apa benar Laura menyukai Arsya?

"Heh, bengong aja lo dari pagi!" ucap Rea seraya menyenggol lengannya membuat Nala tersadar.

Ia kembali fokus melihat ke depan, tapi yang dilihat hanyalah papan tulis yang penuh dengan coretan rumus juga beberapa teman kelasnya yang mulai berjalan keluar kelas.

Dengan bingung ia lantas menoleh pada Rea, yang di mana Laura pun sudah ada di samping mejanya.

"Kenapa lo?" tanya Laura.

Nala sendiri tidak menjawab, ia menatap Laura lekat-lekat. Guna mencari tahu apa yang sebenarnya disembunyikan Laura? Juga apa benar Lauralah orangnya?

"Heh bengong lagi!" seruan Rea kali ini membuat Nala kembaki tersadar.

"Udah istirahat?" tanya Nala dengan polos.

Rea berdecak dengan gelengan pelan di kepalanya, "Gue tau La, utang lo di gue itu banyak. Tapi ya gak usah sampe segininya juga kali, lo gak tau aja tiga kali gue ditegur guru padahal lo yang bengong!" ucap Rea panjang.

Nala menghembuskan nafasnya pelan, ia kembali melihat Laura yang sama bingungnya dengan Rea.

"Yaudah ayo kantin!" ajak Nala seraya bangkit dari duduknya.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang