28 : Pulang bersama

18.9K 1.2K 12
                                    

☁☁☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁

"Yah terus Lala gimana dong, bu?"

"Kamu pesan ojek online atau taksi aja sayang, kan bisa."

"Ih ibu, paketan data Lala abis. Ini aja, Lala telpon biasakan bukan whatsapp. Untung masih ada bonus telponan."

"Yaudah kamu pulang bareng sama Rea aja."

"Bu, Rea udah pulang tadi semenit sebelum ibu telpon."

"Kamu naik angkutan umum aja, ibu bener-bener gak bisa jemput."

Nala menghela nafasnya, jika seperti ini ia sangat merasa di php kan oleh sang ibu. Walau sudah terbiasa tapi tetap saja ia merasa sedikit kesal. Tadi pagi, ibunya berkata bahwa ia bisa menjemput Nala dan akan pergi ke rumah sakit menjelang sore. Tapi tiba-tiba saja, ibunya menelepon dan mengatakan bahwa ia tak bisa menjemput dikarenakan harus ke rumah sakit sekarang. Entah ada apa tapi yang jelas, untuk sekedar menjemputnya sang ibu tidak bisa.

"Iya deh, Lala naik angkot aja."

"Maaf ya sayang? Ini urusannya mendadak."

Nala tersenyum kecut, bohong jika ia tidak merasa sedih. Nyatanya waktu bersama sang ibu tidaklah banyak, ibunya terlalu sibuk mengurus pasien-pasien di rumah sakit. Bisa seminggu full tidak pulang dan Nala lah yang kadang mengunjunginya ke rumah sakit. Sejak kecil, ia sudah sangat sering ditinggalkan dan dititipkan pada tetangga. Beranjak dewasa waktunya bersama sang ibu semakin menipis, membuat Nala merasa sangat kesepian saat ibunya sibuk di rumah sakit. Apalagi hingga saat ini belum ada ART dan supir yang sejak seminggu lalu dicari oleh ibunya.

"Gapapa bu, tapi ibu pulangkan?" tanya Nala seraya menunduk dan menggerakan sebelah kakinya.

"Ibu belum tau, tapi nanti ibu kabari lagi. Kamu jangan sampai telat makan malam, untuk malam ini beli dulu ya. Insyaallah besok ART datang ke rumah," jawabnya membuat Nala melebarkan mata.

"Udah dapet bu?!"

"Iya, udah."

"Yeay!! Gak kesepian lagi di rumah," balasnya dengan girang.

Nina--ibunya menghembuskan nafas setelah mendengat pekikan senang Nala, "Maafin ibu ya terlalu sibuk sampai kamu kesepian," ucapnya membuat Nala terdiam.

"Eh ngga gitu bu, walau Lala emang kesepian tapi Lala tau kok ibu kerja juga buat Lala. Buat masa depan Lala dan buat penuhin semua kebutuhan Lala, kebutuhan kita berdua. Lala justru minta maaf karena Lala gak bisa bantu."

"Gapapa sayang, ibu senang kalo kamu ngerti. Tugas kamu cuma satu, belajar dan sekolah yang benar."

Nala sempat terdiam, sejauh ini masalah yang terjadi pada dirinya di sekolah tidak sampai mendapat surat peringatan dari guru BK. Apalagi sampai membuat sang ibu datang ke sekolahnya dan ia harap hal itu tidak pernah terjadi.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang