☁☁☁
"Kita tunggu di gerbang aja yuk?" ajak Rea seraya menggendong tasnya.
Nala mengangguk saja, lalu keduanya mulai berjalan keluar kelas. Suasana sekolah sudah cukup sepi, mengingat bel sudah berbunyi sekitar 15 yang lalu.
Tapi kedua gadis itu baru saja keluar dari kelas, karena hari ini Nala harus menjalankan piketnya lebih dulu jika tidak maka ia akan mendapat denda. Dan Rea, sebagai sahabat yang baik memilih untuk menunggu Nala saja daripada pulang lebih dulu.
"Kak Arsya bilang gak sama lo kenapa gak masuk?" tanya Rea sambil berjalan.
Nala menoleh sekilas, lalu mengalihkan pandangannya pada handphone miliknya. Di sana ada pesan Arsya yang belum ia balas. Jadi sebelum menjawab ucapan Rea, ia memilih untuk segera membalas pesan lelaki itu.
Aku tunggu di halte aja ya?
"Gue nanya malah chatan," celetuk Rea.
Dengan senyum kecil, Nala memasukan handphone itu ke saku seragamnya.
"Bilang, kak Arsya semalem mabuk jadi bangunnya kesiangan," jawab Nala santai.
Bukan hal aneh baginya mengetahui Arsya mabuk. Ia sudah tahu sejak awal bahwa seorang Arsya pasti tak bisa jauh-jauh dari yang namanya minuman beralkohol. Tadi saja saat Arsya berkata bahwa ia tidak masuk karena semalam mabuk, Nala dengan berani mengomeli lelaki itu. Ia bahkan memblokir kontak Arsya dan semua media sosial lelaki itu.
Walau tak lama karena Arsya menerornya melalui nomor Fino.
"Kak Chan? Bilang?" tanyanya pada Rea dan gadis itu mengangguk.
"Iya, tapi kak Chan gak mabuk. Cuma emang bangunnya kesiangan, terus juga sengaja biar bolos," jawabnya.
Nala mengangguk saja, "Lah itu Laurakan?" tunjuk Nala pada gadis yang masih berdiri di halte.
"Lah iya, yuk samperin!"
Keduanya berjalan cepat, mendekati Laura yang masih berdiri di sana sambil sesekali mengecek handphonenya. Tadi saat bel berbunyi, Laura berkata ia akan pulang lebih dulu. Tapi kenyataannya saat Nala setelah piket pun gadis itu masih ada di sini.
"Woi!" seru Rea mengejutkan Laura.
"Loh udah selesai piketnya?" tanya Laura bingung.
"Ya udahlah, lama-lama amat," sahut Nala.
"Kok lo belum balik?" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsyanendra story
Teen FictionIni tentang Arsyanendra Sangga Zafar. Lelaki yang tidak mempercayai adanya cinta di dunia ini. Menurutnya jatuh cinta itu fenomena paling tidak masuk akal. Dan selama hidup, tak sekali pun ia merasakan apa itu yang namanya cinta. Pandangannya tenta...