68 : Emosi Nala

12.7K 710 16
                                    

☁☁☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


☁☁☁

Arsya terdiam, ia tentu terkejut dengan ucapan Nala. Ia semakin mendekat, berusaha menggapai tangan Nala tapi gadisnya itu tetap menghindar.

"Nala, saya bisa jelaskan semuanya," pinta Arsya.

"Lo siapa? Gue siapa? Kita gak ada hubungan apa-apakan? Jadi terserah mau lo ngapain dan sama siapa, gue gak peduli," sahut Nala dengan wajah datarnya, namun matanya menyorot kekecewaan pada Arsya.

Percayalah saat ini Nala hanya berpura-pura kuat, sejujurnya ia ingin menangis. Ia menyayangi Arsya, ia akui itu. Perasaannya untuk Arsya sudah begitu besar dan ia sudah terlanjur jatuh terlalu dalam. Tapi Arsya? Seharusnya dari awal ia paham bagaimana Arsya, bukan malah terbawa perasaan dan merasa istimewa hanya karena sikap berbeda Arsya padanya.

Arsya ini ketua geng, Arsya bisa mendapatkan apa yang ia mau dalam sekejap mata. Uangnya banyak dan Arsya bisa membeli semua tanpa pikir panjang. Menaklukan hati perempuan? Arsya bisa bahkan saat lelaki itu tak melakukan apapun, semua gadis bertekuk lutut padanya.

Harusnya Nala sadar, kehidupan ia dan Arsya berbeda. Hanya karena perlakuan Arsya padanya, ia benar-benar menjatuhkan seluruh hatinya hanya untuk Arsya. Walau ia sendiri tidak tahu kapan Arsya akan meresmikan hubungan mereka. Atau mungkin tidak akan pernah?

Arsya menggeleng kecil, "Nala, kamu salah paham sayang. Saya, bisa jelaskan semuanya," ucapnya tanpa sadar mengucap kata sayang membuat Nala berdecih.

"Udah berapa berapa banyak cewe yang lo giniin? Harusnya gue tau dari awal, lo sama brengseknya sama ketua-ketua geng motor yang lain!" seru Nala.

"Gue bakal terima ajakan kak Eros dan lo ... gak ada hak buat larang gue," lanjut Nala menatap Arsya tajam.

Mendengar nama Eros terucap dari mulut Nala, tentu membuat Arsya sedikit terpancing emosinya. Hanya namanya yang Nala sebut saja membuat Arsya tidak terima. Jadi jangan tanyakan akan semarah apa Arsya jika Nala benar-benar menerima ajakan Eros. Bisa dipastikan besok, Eros telah tiada.

Nala hanya miliknya, bukan yang lain apalagi Eros.

"Saya gak suka, Nala," ucap Arsya dengan penuh penekanan, bahkan kini aura dinginnya mulai menyeruak keluar dengan mata hitam menatap tajam Nala.

"Kalo lo bisa berduaan sama cewe lain, kenapa gue ngga?! Dasar egois!!"

"Karena kamu milik saya!!"

Nala terdiam, begitu juga dengan Arsya yang kelepasan membentak Nala. Pikirannya kacau saat Nala ada niatan untuk menerima ajakan Eros. Ia takut, takut jika Eros kembali merebut miliknya. Dan Arsya tidak mau hal itu terjadi, lagi.

Mendengar itu Nala tersenyum, "Egois, lo egois," ucap Nala dengan mata berkaca-kaca.

"Gue bahkan cuma ngomong mau terima ajakan kak Eros, belum gue lakuin. Tapi liat, lo udah semarah ini?" lanjut Nala dengan gelengan kecil di kepalanya.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang