79 : Undangan ulang tahun

12.4K 737 122
                                    

☁☁☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁

"Nala," panggil Laura dengan pelan, gadis itu berdiri tepat di samping meja Nala juga Rea, membuat keduanya menoleh sekilas.

Entah sudah berapa kali Laura menghampirinya dan meminta maaf perkara kesalahpahaman yang beberapa waktu lalu Arsya jelaskan. Dan selama itu juga Nala masih belum bisa menerimanya, sebelum ia tahu siapa gadis yang sebenarnya ada di dalam foto-foto itu. Arsya juga sudah mulai mencari tahu, tapi hingga saat ini ia belum menemukan siapa pelakunya.

"Maaf sayang, tapi dia bukan orang biasa. Pasti dia punya pengaruh besar, jadi saya sedikit kesulitan untuk menemukannya."

Kira-kira begitulah ucapan Arsya, karena untuk mencari satu orang saja itu hal mudah baginya. Tapi kali ini ia sedikit kesulitan, orang itu main dengan sangat cantik membuat Arsya juga harus main cantik.

"Apa?" Rea lah, yang menjawab.

Laura tersenyum kecil, "Ini, datang ya? Birthday party gue, lusa," ucapnya menyodorkan 2 buah undangan berwarna gold.

"Lah, lo ulang tahun?" tanya Nala keceplosan, sebelum kembali memasang wajah acuh tak acuh.

Laura sendiri menahan diri untuk tidak tertawa, "Hm iya, datang ya? Please."

Nala mengalihkan pandangannya, "Kalo gak sibuk!" sahutnya.

"Please, La. Cuma lo berdua temen deket gue," ucap Laura membuat Nala mendelik.

"Temen tapi nusuk dari belakang," celetuknya membuat Laura terdiam dan menghela nafasnya pelan.

Rea yang memang berada di tengah-tengah keduanya tentu saja merasakan atmosfer yang berbeda. Ia lantas menoleh ke arah Nala juga Laura secara berganti.

"Udah-udah, mendingan lo balik sana deh. Iya, gue sama Lala datang entar," ucap Rea dan Laura tersenyum lebar.

"Gue tunggu, yaudah gue mau bagiin ke yang lain dulu ya!"

Rea hanya mengangkat jempolnya sebagai jawaban, sedang Nala hanya mendengus malas. Lalu setelah Laura berjalan keluar kelas, ia menatap sahabatnya dengan tajam.

"Apaan sih lo?! Gak mau gue!" serunya langsung.

Tak.

Dengan tidak berperasaannya Rea menjitak kepala Nala membuat sang empu mendengus kesal.

"Apaan sih?!" tanyanya.

"Lo yang apaan?! Kenapa juga lo masih diemin tuh anak, mana ada acara keceplosan gitu lagi," tanya balik Rea dengan delikan mata jengah.

"Males!"

Rea menggelengkan kepalanya pelan, ia menatap sahabatnya dengan dalam dan serius.

"La, apa lo gak kasian sama Laura? Dia udah minta maaf terus sama lo tadi, gak lo gubris. Lagian kak Arsya juga udah jelasinkan kalo semua itu salah paham, terus juga belum tentu orang itu Laura," ucapnya membuat Nala menatap Rea tidak terima.

Apa-apaan Rea ini, bukankah yang sejak awal obsesi untuk melabrak Laura itu dirinya. Kenapa sekarang berbicara demikian?

"Oh lo dukung dia?" tanya Nala dengan tatapan menyelidik.

Rea menggeleng, "Ngga gitu. Cuma ya lo pikir aja, fansnya kak Arsya itu bejibun banget. Bahkan ada yang deketin kak Arsya secara terang-terangan, tapi apa? Sama sekali gak ada respon dari kak Arsya. Sedangkan lo? Yang sejak awal kerjaanya cuma dihukum sama dia sekarang bisa jadi pacarnya? Dan Arsya dengan terang-terangan nunjukin kalo dia sangat-sangat cinta sama lo? Terus lo pikir itu fans-fansnya pada diem aja gitu?"

"Mungkin mereka keliatannya diem, tapi siapa tau kalo ternyata di dalam kepalanya mereka lagi nyusun rencana buat hancurin hubungan lo sama kak Arsya. Jadi cara-cara adanya musuh dalam selimut, bukan lagi hal baru," ucap Rea panjang membuat Nala terdiam.

Benar juga, pikirnya.

Ia ingat, tidak sedikit orang yang mengomentari perihal hubungannya dengan kata-kata yang memang menyakiti dirinya. Menunggu putusnya hubungan mereka berdua, sudah seperti menunggu waktu berbuka puasa--sangat dinanti.

☁☁☁

"Lo berdua diundang Laura gak?" tanya Nala pada Anna dan Suci.

"Diundang, lo berdua juga?" tanya balik Suci dan Nala mengangguk malas.

"Males gue," sahut Nala, membuat Anna tersenyum kecil seraya merangkul bahu Nala.

"Kak Arsyakan udah jelasin semuanya. Gak ada salahnya lo maafin dia, La," ucapnya yang disetujui oleh Suci juga Rea.

"Keras kepala, biasalah udah bucin jadinya bego gitu," serobot Rea membuat Nala menoleh dengan kesal dan tajam.

"Iri bilang babi!!" ledeknya.

Ia sangat amat tahu, dibalik sikap menyebalkannya Rea ini ada segumpal rasa iri dengki karena ia sudah menjadi kekasih Arsya. Sedangkan Rea sendiri masih dalam hubungan tanpa status alias digantung Chandra.

"Tapi serius, dateng aja yuk!" ajak Suci membuat Anna mengangguk.

"Gue mah ayo, lo gimana Re?" tanya Anna pada Rea.

"Gue sih ayo-ayo aja, apalagi kalo kak Chandra diundang. Eh anak kelas 12 diundang gak ya?" tanya Rea membuat keduanya menggeleng, sedang Nala hanya memutar mata malas.

"Tapi kak Arsya kayanya diundang sih, diakan ketua OSIS," sahut Suci.

"Lah iya bener, jadi kalo kak Arsya aja diundang kemungkinan besar kak Chan juga diundang iya gak sih?"

Suci mengangguk kecil sebagai jawaban untuk Rea. Membuat gadis itu tersenyum semringah, "Gue ikut, pasti!" serunya.

Nala mendelik tidak terima, "Ih lo kok gitu sih Re?! Kalo kalian datang, terus kak Arsya juga datang, masa gue gak datang?"

"Ya makanya ayo, Lala!" jawab Suci dengan gemas.

"Iya dih, ribet amat! Kak Arsya pasti diundang loh La, lo mau biarin kak Arsya datang sendiri ke birthday party nya Laura? Kalo gitu sama aja lo masukin Arsya ke kandang!" ucap Rea panjang.

"Karena jemputan gue usah ada, jadi gue duluan okey?" pamit Anna lalu berlari menuju gerbang.

"Oke hati-hati!!" seru Nala yang di balas angkatan jempol.

"Lo dijemput juga gak Ci?" tanya Rea pada Suci yang fokus dengan handphonenya.

"Gue ojek online sih dan kayanya udah ditunggu di depan halte sana," jelasnya tidak jelas.

"Jadi gue duluan ya!" pamit Suci berlari keluar gerbang meninggalkan Nala dan Rea yang menunggu kang ojek kesayangan.

Siapa lagi kalo bukan Arsya dan Chandra.

☁☁☁

"Malem ini?"

"Ya. Kali ini kalo sampe rencana kita gagal, gue gak mau lagi kerjasama sama lo!"

"Lo pikir gue mau?!! Lo itu gak lebih dari seorang bitch!"

"Ya, ya, ya. Semerdeka lo aja, intinya nanti lusa! Awas aja lo lupa!"

Terdengar suara kekehan dari arah sana, "Ke apart, gue kangen!"

Gadis itu menurunkan handphonenya, lalu membaca kembali surat undangan berwarna gold itu.

"Malam itu akan menjadi malam yang gak akan pernah bisa lo lupain, Nala. Tunggu aja, gue akan menjadi pemenangnya di sini!"

☁☁☁

Dont forget vote and comment!!!

8 juli 2022

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang