36 : Marah

18.8K 1K 9
                                    

☁☁☁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☁☁☁

"Nala!! Rea!! Ayo kantin!!" ajak Anna tepat di pintu masuk kelas X IPA 2.

Rea menoleh, "Sini masuk! Ini si Lala ngadi-ngadi," balasnya.

Dengan kerutan di kening, Anna juga Suci berjalan memasuki kelas. Keduanya tersenyum dan meminta izin untuk menghampiri Nala, karena ini bukan kelas mereka. Untunglah sebagian besar teman-teman kelas Nala sudah mengenali keduanya, jadi tidak ada tatapan-tatapan sinis atau pun tidak suka yang dilayangkan untuk mereka.

"Lah kenapa anak lo, Re?" tanya Suci saat melihat Nala yang menyembunyikan kepalanya di atas lipatan tangan.

Rea menghela nafasnya pelan, "Abis dihukum sama doi, dia," jawabnya.

"Terus kenapa jadi gini?" kini giliran Anna yang bertanya.

"Gak tau, emang aneh-aneh aja dia mah," sahut Rea.

Gadis itu menarik pelan rambut Nala, tapi sahabatnya tetap diam tak bergeming. "La, sumpah gue laper banget anjrit! Ayo ah kantin!!" ajaknya dengan jengah.

Tidak ada jawaban, Rea menatap kedua temannya lalu memberi kode agar mereka saja yang mengajak Nala. Ia sudah angkat tangan, sahabatnya ini sedang galau-galaunya karena Arsya.

"La, ayo ke kantin," ajak Anna seraya menepuk bahu Nala.

Sama, tak ada jawaban.

"Tidur kali," celetuk Suci.

"Lah iya, tidur kali nih," balas Anna tapi Rea menggeleng.

"Ngga tidur, si Lala mana bisa tidur di tempat rame gini? Dia tuh lagi meratapi nasib."

"Hah? Gimana maksudnya?"

Rea tersenyum lebar nyaris tertawa kalo saja tidak ia tahan, lalu ia berdehem sebelum menjawab pertanyaan Suci yang sudah penasaran.

Ia melirik Nala dengan lirikan sendunya, bahkan demi memaksimalkan aktingnya Rea menarik nafas dalam-dalam seolah ada banyak sekali beban di pundaknya.

"Gimana ya? Gue juga gak tau harus turut bersedih atau bergembira. Ya setengah-setengahlah, satu sisi gue pengen banget ketawa. Tapi, di sisi lain gue juga sedih dan gak tega," jelas Rea yang justru membuat Anna dan Suci semakin bingung.

"Apaan sih? Gak jelas banget sumpah!" ucap Anna sedikit sebal.

Rea tertawa, "Udahlah biarin aja dia di kelas, bawa bekal ini. Mending sekarang kita gas ke kantin," ajak Rea lalu bangkit dari duduknya.

"Yaudah La, kita ke kantin ya? Kalo lo udah mau, nyusul aja oke?" pamit Anna seraya menepuk bahu Nala dua kali.

"Gak temen gak sahabat, semuanya gada akhlak!" batin Nala kesal.

☁☁☁

"Kak?!" ucap Nala tidak percaya, ia bahkan menatap Arsya dengan tatapan yang--sedikit kecewa.

Arsyanendra storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang