ENAMPULUHTUJUH - OEDIV

2 0 0
                                    

Waktu itu ketika aku tau semua kebenarannya, ternyata kamu ada rencana untuk kuliah ke luar negeri. Di situ rasanya duniaku hancur karena kesalahanku sendiri. Tapi nyatanya kamu maafin aku dan kamu bisa ngelanjutin kuliah kamu bareng di sini. Semesta memberi alur cerita baik padaku dan aku berjanji untuk tidak menyia-nyiakannya.

Air mataku menetes ketika membuka halaman selanjutnya.

***

Foto Six Kwek-Kwek formasi lengkap ketika kami berlibur di Bali. Ketika semuanya terasa indah.

Aku suka mikir, kalau nanti aku udah gak ada, nama Six Kwek-Kwek apakah akan jadi Five Kwek-Kwek? Just wondering... EH INI GAK NIAT BIKIN KAMU SEDIH TA :( Walaupun aku tau, kamu selalu benci kalau aku berandai-andai ketika aku udah gak ada.

Jadi kita inget-inget bagian ini aja. Ketika aku nembak kamu di pantai. Pantai dan kamu adalah paduan yang  sesungguhnya dapat disebut indah, Ta. Tapi waktu itu, ternyata kamu masih ragu ya samaku. Ya, jelas aja sih, aku terlalu banyak buat kamu nangis :( Maaf ya Ta. Kadang aku cemburu deh sama Kak Dirga. Insecure juga. Dia begitu sempurna, Ta, untuk bersamamu. Dia punya segalanya yang gak aku punya. Dia dewasa, sabar, dan tenang. Gak kayak aku :(

Aku menyeka air mataku kasar. Pada halaman sebelahnya, terdapat foto aku dan Darrel di karnaval dan foto kami saat anniversary.

JUJUR daripada Bali aku lebih suka ke karnaval bareng kamu, Ta. Banyak banget kenangan di sini. Akhirnya aku bisa bawa kamu lagi ke sini. Akhirnya kamu udah ga takut ketinggian lagi. Aku senang. Dan hari itu kamu ngajarin aku buat jadi Darrel yang sabar, yang gak suka main hakim sendiri.

Sehari setelah itu lebih membahagiakan lagi buat aku, Ta. Akhirnya kamu nerima aku jadi pacarmu lagi. Rasanya seperti menjadi ironman, Ta. Seneng banget. Ternyata aku lebih menang dari Kak Dirga. HEHE :D

Dan lagi-lagi aku mau berterima kasih atas senyummu. Beneran. Aku pengen kamu terus tersenyum, Ta. Karena bahagiamu adalah bahagiaku. Kamu suka marahin aku kalo ngegombal terus tapi beneran, Ta. Jangan pernah kamu merasa gak ikut memperjuangkan hubungan ini, Ta. Karena pastinya kita selalu ngebangun ini bersama.

Kamu mau aku pake kostum Boots lagi? :))

Aku tersenyum tipis sambil menyeka air mata yang mengalir di pipiku.

Kali ini sesi minta maaf lagi, Ta. Maaf aku terlalu sibuk. Banyak kegiatan di kampus. Kuliah. Semuanya. Sampe-sampe kita gak kaya pacaran. Kita dulu bisa jalan-jalan ke mana-mana, tapi gara-gara aku terlalu ngambil banyak kegiatan, seakan-akan kamu gak jadi prioritas lagi. Maaf, Ta. Maaf juga buat kamu cemburu karena aku terlalu sering sama Nadine. Maaf atas kata-kata kasar sampe kita harus break. Maaf aku balik jadi Darrel yang childish :(

Tapi lagi-lagi kamu maafin aku ya, Ta? Makasi banget kepada Tuhan yang Maha Esa udah kirim Nata buat Darrel. Aku yakin gak ada lagi yang mau nerima orang kayak gini selain kamu, Ta.

Kamu gak salah, Rel... sungguh... karena nyatanya aku terlalu egois, gak pernah menilai sesuatu dari sudut pandang kamu. Nyatanya aku selalu merasa paling tersakiti, padahal... aku salah besar.

Pengen rasanya setelah lulus kuliah nanti, aku ngebangun rumah sendiri. Buat ngebantu orang-orang yang kurang beruntung. Juga buat menjaga kesehatan anak-anak panti. Darren pasti seneng.

Aku membuka halaman terakhir buku. Terdapat sebuah flashdisk yang diselipkan di situ. Aku menyalakan komputer Darrel dan mencolokkan flashdisk itu.

Terdapat satu video di sana. Aku memutarnya.

Cek-cek-cek satu dua tiga.

Terlihat Darrel di sana duduk di kasurnya. Aku melihat koper Darrel di sebelahnya. Video ini pasti Darrel ambil sebelum kami pergi ke Bali.

Halo lagi, Ta. Kamu pasti udah baca tulisan-tulisanku di bukunya kan? Maaf gak jelas. Soalnya ternyata aku baru sadar, aku gak bakat bikin begitu-begituan.

Aku bikin ini sebenernya takut aja. Takut gak bisa nyampein ini secara langsung. Takut... gak ada waktunya.

Darrel menghela napas.

Kamu inget gak, Ta.  Waktu ketemu anak kecil yang deket kebun binatang itu. Yang dia punya peliharaan kura-kura kecil. Waktu itu aku bilang kalo aku pengen bikin lagu buat kamu. Dan... guess what? Aku berhasil bikin lagu buat kamu.

Darrel mengambil gitarnya yang disandarkan di samping kasur. Ia mulai memetiknya.

Mimpikan aku lagi
Jangan kamu ke mana-mana
Temani hati sejenak saja
Ku takut bila ku rindu

(After Met You - Yoriko Angeline & Ari Irham)

Air mataku mengalir deras tanpa bisa kutahan.

Jagai aku lagi
Ku tak mau kamu tak ada
Sedih hampiri hati yang sunyi
Ku ingin kamu di sini
Memelukku hingga nanti

Sakit sedihmu juga milikku
Senangku pun pasti milikmu
Selamanya kau kan bersamaku
Karena kamu... Alasanku hidup bahagia

Darrel menaruh gitarnya kembali.

Aku harap di saat kamu kangen aku. Aduh geer banget ya aku. Tapi biasanya kamu pasti kangen aku sih. Nah di saat itu, kamu bisa nyanyiin lagu ini. Lagu itu kayak obat. Dan dia hanya perlu didengar dengan hati.

Darrel mengusap air mata di sudut matanya.

Aku harap bisa mainin lagu ini langsung di depan kamu, Ta. Biar romantis. Tapi kalau semesta berkehendak lain, setidaknya aku udah memainkan lagunya di sini.

Aku mau banyak berterima kasih, Ta, sama kamu. Kamu benar-benar diciptakan untuk melengkapi aku. Kamu yang punya panjang sabar. Kamu yang selalu ada buat aku. Kamu yang tak henti-hentinya mewarnai hidupku. Aku belajar sangat banyak dari kamu, Ta. Kamu yang membentuk aku menjadi Darrel yang sekarang, tanpa harus menuntut aku menjadi orang lain. Kisah dan tokoh yang ditetapkan semesta emang gak pernah salah. Aku sangat percaya hal itu, Ta. Karena kamu, kamu yang nyata, yang membuat semuanya memang benar adanya.

Lagi-lagi, aku harus pergi. Tapi kali ini aku mau kamu tahu kalau aku harus pergi. Aku pergi, Ta. Aku gak akan bikin kamu nangis lagi, kan, ya?

Kamu hebat, Ta. Lanjutkan hidupmu. Kejar mimpi-mimpi kamu. Jangan pernah berubah. Tetap jadi Natalia Tanusaputra yang aku kenal. Kamu gak perlu cape-cape mengejar kebahagiaan, Ta. Karena kamu adalah sumber kebahagian itu sendiri. Semua orang tau. Dan aku... sangat memahami hal itu.

Hidup memang tidak seindah nada yang membangun lantunan lagu, namun tetaplah hidup sekuat nadi yang senantiasa mengalirkan kehidupan. Aku pamit, Ta. Warna-warna kehidupan itu. Terima kasih atas semuanya.

Ingat selalu bahwa kamu gak pernah kehilangan aku, Ta. Semangat, kebahagiaan, dan mimpi-mimpi, aku selalu ada bersamamu di sana. Tersenyumlah, karena semesta selalu menyediakan harapan untukmu, Natalia Tanusaputra.

Aku sayang kamu, selalu, selamanya.

Video itu selesai, meninggalkan aku dengan air mataku yang belum dapat berhenti. Terima kasih banyak, Darrel Lijaya. Aku kini tahu ada pribadi yang bisa dengan dalamnya mencintaiku sebagai kekasihnya. Aku tidak pernah menyesal dipertemukan dengan kamu, meski harus berakhir dengan perpisahan yang tak mungkin menciptakan pertemuan kembali.

Sekali lagi... terima kasih, Rel.

Karena kamu... Alasanku hidup bahagia

Selalu. Selamanya...

Bersambung...

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang