TIGAPULUHLIMA - NALORBO

62 6 0
                                    

Pukul 3.45 PM.

Aku menunggu kedatangan Darrel di kampus. Satu bis telah sampai di halaman kampus. Setelah semua orang keluar, ternyata tidak kudapati Darrel.

Seseorang tiba-tiba menepuk pundakku dari belakang.

"Nata!"

***

Aku segera berbalik. Itu Nadine.

"Pasti nyariin Darrel, kan?" tanyanya.

Aku mengangguk.

"Darrelnya bis 2. Tadi, sih, jaraknya gak terlalu jauh sama bis gue. Mungkin bentar lagi sampe," jelasnya.

"Ooh, okay, thanks," ucapku.

"Eh, lu masih mau nungguin Darrel, kan? Kita duduk-duduk dulu, yuk." Nadine menggandeng tanganku menuju ke tangga pintu masuk kampus.

Aku lalu duduk di sebelah kirinya.

"Gue mau bilang makasih dulu soalnya lu udah ngasih info ke gue tentang tempat yang waktu itu," ucapnya.

"Eh, iya sama-sama," jawabku agak canggung. "Emang... lu lagi nyari tempat-tempat bagus gitu, ya?" tanyaku supaya interaksiku dengannya lebih panjang.

"Iya... Soalnya, kan, sekarang gue baru mulai kerja jadi penyiar radio. Nah, tiap minggu ada segment yang ngebahas soal tempat-tempat hits buat anak muda gitu. Terus kebetulan minggu ini gue yang ditugasin siaran dan gue udah nemu tempatnya berkat bantuan lu," jelasnya panjang lebar.

"Lu penyiar radio? Radio apa?" tanyaku antusias.

"Ciwik FM. O, iyaa... gue baru tau, deh, kalo lu pernah request lagu buat Darrel," ucapnya.

"Eh? Lu tau?" tanyaku.

"Iyaaa.. Waktu itu gue baru sekitar seminggu gabung di Ciwik FM," ucapnya.

"Oh, gitu...." ucapku. "Kalo jadi penyiar gitu, seru gak sih?" tanyaku.

"Ya, lumayanlah. Maksudnya gue ngerasa lebih cocok daripada gue jadi guru," ucapnya lagi.

Aku memasang raut wajah bingung.

"Hahahaha, iya gue dulu pernah ngajar di SMA Permana. Ya, sekitar satu sampe dua tahun lalu. Cuma enam bulan, sih. Gue gak betah ngurusin orang banyak. Pusing," ucapnya.

"Eh? SMA Permana? Gue dulu SMA di situ."

"Oh, ya? Lu berarti kenal guru ini, dong." Nadine mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan satu foto selfienya. Detak jantungku seperti berhenti sepersekian detik.

 Detak jantungku seperti berhenti sepersekian detik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu Kak Dirga. Betapa aku merindukannya. Sayangnya sekarang kita sudah beda dunia, ya.

"Ta? Ta? Kok, bengong?" ucap Nadine.

"Eh, Din. Kenal, kok. Waktu gue SMP dia udah ngajar gue," ucapku.

"Ohhh, gitu. Tapi, Ta. Ini orang, nih. Yang bikin gue tahan ngajar enam bulan. Padahal dari bulan pertama ngajar aja kayak gue udah bener-bener gak betah. Baik, ramah, terus gue kalo ngobrol sama dia kayak ke temen biasa. Padahal beda tujuh tahun gitu, kan, ya, umurnya," jelasnya.

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang