DELAPAN - KILABREB

123 11 0
                                    

Drrttt... Drrrttt...

Ponselku berbunyi, aku segera mengangkatnya.

"Halo?"

"NATAAAA!!!! KAMU GAK BILANG KE KAKAK KALO INI ULTAHNYA DINARA!!! DINARA AYU PUTRI!!!!! KAMU PULANG, YAH, SEKARANG!!!! KAKAK BENTAR LAGI BALIK DARI ISTANA SAMPAH INI!!!!"

Aku menjauhkan sedikit ponsel dari telingaku. Suara Kak Nes sungguh memekakkan telinga.

"Selow kali, Kak! Emang Kakak kenal Kak Dinara?"

"ASTAGA NATAAAA!!!! DINARA ITUUUU....."

***

"Sapa?" tanyaku santai.

"RIVAL KAKAK PAS SMA!!! MULAI DARI KETUA OSIS, JABATAN KELAS, KETUA CHEERS, SAMPE PACAR SEKALIPUN, KAKAK SELALU REBUTAN SAMA DIA!!! CEPET PULANG, KAKAK DAH DI JALAN!!!"

Tut.. tut.. tut..

Ya ampun kuping gue!

"Kenapa, Ta?" tanya Darrel padaku.

"Kak Nes nyuruh gue cepet pulang. Rel, bisa anterin gue, gak?" tanyaku sedikit ragu.

Kulihat senyum mengembang di wajah Darrel.

"Boleh, Ta. Ya, udah, guys, gue sama Nata balik dulu. Thanks, Fi!" ucap Darrel.

Aku dan Darrel langsung menuju rumah.

"Emang Kak Nes kenapa, Ta?" tanya Darrel.

"Jadi, gini. Kak Dirga hari ini ke ultah calon tunangannya. Gue suruh dia bawa Kak Nes, biar calon tunangannya, tuh, cemburu dan pertunangannya batal," jelasku.

"Kenapa tunangannya harus batal?" tanyanya lagi.

'Karena sebenernya Kak Dirga sukanya sama gue, Rel,' batinku.

"Emmm, ya... Dia gak mau dijodohin dan dia gak suka sama calonnya."

"Oww, dijodohin. Terus calonnya Kak Dirga itu kenal sama Kak Nes?"

"Lho? Lu, kok, tau, sih?"

"Ya, iyalah. Tadi suara telponnya keras banget. Tanya, deh, ke yang lain. Pasti pada tau juga."

"Iya, juga, sih. Budeg sebelah gue," ucapku sambil menepuk-nepuk telingaku.

"Harusnya lu yang nemenin Kak Dirga ke pesta," ucap Darrel santai.

"Gue, kan, harus dateng ke ultah Fio. Emang kalo gue ke pesta bareng Kak Dirga, lu ga cemburu?" ucapku langsung menutup mulutku.

'Mati gue keceplosan,' batinku.

"Ampun tu emak-emak. Lampu sein ke kanan, eh, belok ke kiri! Eh, apa tadi lu bilang, Ta?" ucapnya sambil menghadap padaku, setelah emak-emak bawa motor selalu benar itu lewat.

"Emmmm, maksud gue.. Gue, kan, harus ke ultah Fio, jadi gak bisa nemenin Kak Dirga."

'Syukur dia gak denger,' batinku lega.

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang