LIMAPULUHDUA - NOPLET

16 0 0
                                    

Author lagi kesambet jadinya update 2 kali sehari. Happy reading!

***

Kak Nes mengagetkan Kak Justin dari belakang. "Hayo ngomongin apa! Ngegibahin aku kan, pasti?" ucap Kak Nes sambil berkacak pinggang.

"Eh, sayang udah beres? Mau langsung balik?"

Kak Nes mengangguk. Kak Nes menggandengku menuju ke mobil. "Ta, makasih banget, ya, desain gaunnya. Bisa-bisanya Kakak lupa kalo punya adek yang berbakat satu ini."

"Iya, dong, Nata gitu loh."

Ponselku berdering. Panggilan masuk dari Meli.

"TAAAAAAAAAAAAAAA YAAAMPUUUNNN TAAAAAA!!!"

"Mel? Kenapa, Mel?"

"TAAAAAAAA ASTAGAAAAA....!!!!"

***

"Mel? Lu ga kenapa-kenapa, kan?" tanyaku mulai cemas. Kak Nes menghadap ke jok mobil tengah tempat aku duduk.

"Ada apa, Ta?"

Aku mengindikkan bahu sambil menggigiti kuku jariku. Mendengar Meli yang lumayan sepanik ini menelponku, aku takut terjadi sesuatu yang tidak beres.

"Mel? Jawab gue! Lu kenapa?!"

"GUE DITEMBAKKK COWOKK, TAAAA!!! GUEE PUNYA PACAARRR!!!!"

Kalau sekarang Meli hanya berjarak satu ubin dariku, mungkin aku sudah menjitak kepalanya sekarang.

"Mel, plis, deh. Histerisnya lu udah buat jantung gue hampir copot. Gue kira lu ada apa-apa, WOY!" Mungkin ubun-ubunku sudah mengeluarkan asap sekarang.

"Hehehe, sorry, Ta."

"Lu serius ditembak? Kok, kek tiba-tiba gitu? Gue gak tau sama sekali lu lagi deket sama cowok."

"Iya, hehe. Kenalnya lewat Tinder soalnya."

Aku memijat keningku, tidak paham dengan cara pikir sahabatku yang satu ini. "Berarti lu belum pernah ketemu orangnya langsung? Kok, bisa langsung suka terus ditembak sih?"

"Wehehe. Gue pernah sih ngeliat orangnya sekilas. Satu kampus kok sama kita, Ta. Anak IT, Dito sama Steffan juga kenal kok."

"Ya ampun... emang ajaibnya temanqu. Btw congrats deh, Mel. Akhirnya sobat gue gak jomblo karatan lagi."

"Iya, alhamdulillah Nata. Makasi ya udah mau denger teriakan gue. Soalnya gue seneng bat gitu, tapi di rumah ga ada orang, gue gak mau ketauan teriak-teriak sendiri."

"Okey, Mel. Doain kuping gue gak kenapa-kenapa, ya, abis ini."

"HAHA! Okay, Ta. Bye..."

"Bye, Mel..."

Tut... tut... tut...

"Seru banget telponnya, ampe udah sampe rumah lagi." Kak Justin melihatku dari spion tengah mobil. Aku segera melepas sabuk pengaman dan turun dari mobil Kak Justin.

"Thanks for today, honey. Maaf aku ribet dari pagi tadi," ucap Kak Nes pada Kak Justin.

Kak Justin mengelus punca kepala Kak Nes. "It's okay. Yang penting kamu udah dapet dress kamu dan kamu happy."

"Heleh padahal tadi ngeluh bet, katanya Kak Nes ribet!" ucapku mengadu.

Kak Nes menatap Kak Justin tajam. "TUH KAN KAMU GIBAHIN AKU!" Kak Nes memukul lengan atas Kak Justin.

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang