LIMABELAS - GNANET

106 11 0
                                    

"Aku mau minta maaf," ucapku agak bergetar menahan tangisku.

"Kenapa minta maaf, Ta?" tanya Kak Dirga perlahan maju mendekatiku.

"Kakak nyanyiin lagu tadi, karena aku, kan?" tanyaku.

Kak Dirga hanya menunduk, tak menjawabku.

"Jawab, Kak, aku mohon," ucapku.

Air mataku mulai mengalir. Kak Dirga mengangkat kepalanya, menatapku.

"Iya, Ta. Kakak nyanyiin lagu tadi karena kamu. Tapi kamu harus tau satu hal."

Kak Dirga memegang daguku.

"Kakak minta waktu, ya, buat ngerelain kamu sama Darrel. Kakak perlu waktu," ucapnya lembut.

***

"Kamu gak perlu minta maaf. Kakak cuma minta satu hal. Tetap tersenyum, ya. Semoga langgeng sama Darrel."

Kak Dirga menepuk bahuku lalu mengambil gitarnya dan pergi.

Ini bukan Kak Dirga yang kukenal. Dingin sekali sikapnya. Aku kembali ke meja.

"Rel, kita pulang, yuk," bujukku pada Darrel.

Darrel langsung menatapku dan tahu ada masalah denganku.

"Eh, guys, gue sama Nata balik duluan, yah," ucap Darrel pada yang lainnya.

"Lho, ngapain buru-buru?" tanya Meli.

"Ada urusan," ucap Darrel.

"Eh, jangan main pergi aja keles. Bayar dulu, kan, traktir," ucap Dito mengingatkan.

"Iye, udah, kok. Ya, udah, balik dulu yak!" ucap Darrel.

Darrel membukakan pintu mobilnya untukku kemudian ia masuk ke bangku pengemudi.

"Ta, mo cerita ada apa?" ucap Darrel sambil menatapku.

Aku masih tertunduk.

"Kak Dirga, Rel..." ucapku.

"Kenapa, Ta?" tanya Darrel lembut.

"Gue, kan, nolak dia. Tapi gue rasa dia gak terima sama keputusan gue. Sikapnya jadi dingin banget ke gue," ucapku. Ya, aku sudah menceritakan hal ini pada Darrel sebelumnya.

"Udah, tenang, Ta. Bukan salah lu dia jadi kaya gitu. Mungkin dia cuma perlu waktu aja, okay?" ucap Darrel sambil mengelus punggung tanganku.

"Pokoknya gue gak mau liat lu sedih kayak gini lagi. Bahagiaku, kok, cemberut, sih? Senyum, dong," ucap Darrel sambil menunjukkan cengiran andalannya.

Tak lama, senyuman terkembang di wajahku.

"Nah, gitu, dong. Kan, tambah cantik," ucapnya.

"Makasih, ya, Rel. Kamu selalu bisa bikin aku senyum lagi," ucapku sambil menatap Darrel.

"Terimakasih kembali. Jadi kita mulai hari ini bisa, dong, aku-kamu-an?" tanyanya.

Aku tertawa kecil.

"Emang agak gimana gitu. Tapi, okay."

***

Ketika aku masuk ke rumah, aku melihat Kak Nes sedang membenamkan wajahnya ke bantal di kursi ruang tamu.

"Kak, are you okay?" kataku perlahan sambil menyentuh pundak Kak Nes.

Kak Nes mengangkat kepalanya lalu menatapku.

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang