SEBELAS - AHA

119 11 2
                                    

Meli, Fio, dan Dito naik ke mobil Steffan untuk pulang. Darrel masih ada di rumahku.

"Selain bunga kertas tadi, gue juga punya sesuatu yang lain buat lu," ucap Darrel.

Darrel mengeluarkan sebuah bungkusan.

"Ini pecahan apa, Rel?" tanyaku.

"Lu ga inget?"

***

Aku menggelengkan kepalaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menggelengkan kepalaku.

"Ini pecahan bejana yang gue buat bareng papa gue waktu gue kecil. Yang lu pecahin waktu itu."

Memori itu terbuka kembali. Kejadian yang berusaha aku lupakan dan buang jauh-jauh.

Aku menjauh dari Darrel, namun ia memegang tanganku.

"Gue minta lu simpen ini. Bejana ini yang bikin kita putus waktu SMA. Gue terlalu terpukul saat lu ngehancurin satu-satunya peninggalan dari papa gue. Jauhin ini dari gue, Ta. Gue mau selalu jadi Darrel Lijaya yang lu kenal, Ta. Gue gak mau apapun itu ngerusak pandangan lu ke gue."

Aku menerima bungkusan itu.

"O, iya, Ta. Gue bakal bilang ke Meli buat hapus foto kita yang waktu di kereta, kan, hari ini udah ulang tahun lu. Gitu, kan, perjanjiannya?" ucap Darrel.

Aku tersenyum.

"Gausah, Rel. Gausah dihapus," ucapku.

"Lho, kok?"

"Gapapa, Rel. Kan, lucu. Malah gue pikir, gue mau post foto itu di instagram gue," ucapku pada Darrel.

"Ta? Yang bener?" tanya Darrel dengan ekspresi tak percaya.

"Bener, kok. Coba cek instagram lu, udah gue tag," ucapku.

Darrel segera mengecek ponselnya.

"Ta..."

"Iya, Rel?" ucapku menahan tawa.

"KOK, FOTO AIB GUE, SIH!"

"HAHAH! RASAIN, TUH, SENJATA MAKAN TUAN!" ucapku tertawa kemenangan.

"HAHAH! RASAIN, TUH, SENJATA MAKAN TUAN!" ucapku tertawa kemenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang