SEMBILANBELAS - IDEGART

101 11 2
                                    

Sorryyy updatenya parah banget gak teratur!

Jadi anak kelas 12 di salah satu sekolah swasta berinisial A di Bandung memang cobaan hidup.

Happy reading!

***

"Aaaah... Udah, dong, sedih-sedihannya... Mendingan kita nonton, yuk! Di TV lagi ada film yang bagus, nih... " ucap Dito sambil menyalakan TV di rumahku.

"Emang acara apaan?" tanya Steffan pada Dito.

"Nih..." ucap Dito sambil menekan remote menuju stasiun televisi favoritnya.

"Eh, ada breaking news," ucap Meli sambil membuka toples cemilan.

"HAH? KECELAKAAN DI DEPAN OLIVIA'S DESSERT AND ICE CREAM?!"

***

Tringgg... Tringgg... Tringgg...

Ponselku berbunyi. Aku segera mengangkatnya.

"Halo?"

"Ini Natalia? Natalia tolong Ibu, Nak! Dir... Dirga kecelakaan! Dia di Rumah Sakit Citra sekarang. Ibu... Ibu lagi di luar kota... Ka... Kamu... Bisa datang, kan?" terdengar suara Bu Asih di seberang sana.

Ia terisak.

Entah apa lagi ini yang aku dengar. Entah apakah ini yang kutakutkan. Ini terjadi. Ini telah terjadi. Ini nyata.

Aku diantar Darrel ke rumah sakit.

"Suster, saya cari pasien yang baru kecelakaan. Namanya Dirga Anggara Putra," ucap Darrel pada seorang suster di sana.

"Dia sedang di ICU sekarang. Kalian kerabatnya?" tanya suster itu.

"Iya, sus," jawab Darrel.

"Kalian tenang, ya. Dokter sedang melakukan tindakan. Mohon kalian menunggu," ucap suster itu lalu pergi melanjutkan pekerjaannya.

Beruntunglah Darrel menemaniku. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Aku bersyukur masih bisa berdiri di atas kedua kakiku, menghadapi kekuatiranku yang menjadi kenyataan.

"Ta, tenang, ya. Doa terus," ucap Darrel mengelus punca kepalaku.

Aku menggangguk pelan.

Tak lama kemudian, seorang pria tua menghampiri kami. Aku mengenalinya.

"Om? Om Hartmann?" ucapku serak.

"Kamu? Natalia, kan?" ucapnya padaku.

Om Hartmann adalah ayah dari Kak Olivia, mantan Kak Dirga yang telah meninggal dunia empat tahun lalu. Ia adalah pemilik Olivia's Dessert and Ice Cream. Sejak kecil, Kak Dirga diurus di panti asuhan oleh Bu Asih. Bu Asih sedang diluar kota. Bu Asih memutuskan untuk menghubungiku dan Om Hartmann untuk mengurus keadaan Kak Dirga, mengingat Kak Dirga tidak punya siapa-siapa lagi.

"Saya tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Kamu tau perempuan yang dibawa Dirga ke toko hari ini?" tanya Om Hartmann.

"Dinara, calon tunangan Kak Dirga," ucapku lemas.

"Dia perempuan gila. Benar-benar gila," ucap Om Hartmann penuh amarah.

"Om... Tau dari mana?" kataku.

Om Hartmann melihat ke arahku.

"Kamu tau apa penyebab kecelakaan ini?" tanya Om Hartmann.

Aku menatap Om Harmann dengan tatapan, 'Apa penyebabnya?'.

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang