DUA - AUDEK ILAK

191 15 9
                                    

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih delapan jam, akhirnya kami sampai!

"Tuh, villa kita!"

"Hah? Itu?"

"EH SERIUS?"

"EBUSET!"

***

"Stef, jangan bercanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Stef, jangan bercanda. Kita semua cape dan lagi ga butuh survey villa mewah di sini. Okay?" kataku pada Steffan. Serius.

"Ya, sapa juga yang lagi survey villa mewah kali, Ta. Ini villa kita," jelas Steffan.

"Stef, plis jangan bercanda. Aku cape banget," ucap Fio lembut pada Steffan.

"Fi, come on. Don't you believe me?" jelas Steffan lagi.

Fio menggelengkan kepalanya lembut. Kami mengikutinya. Steffan menghela napasnya.

"Gini, deh. Ini kunci, dikasih dari om gue yang ngasih pinjem villa-nya ke kita. So, if this key can open the door, will you all believe me?" tanya Steffan.

"Okay, kalo bisa, gue percaya," jawabku.

Ceklek!

"ANJIR KEBUKA PINTUNYA!" seru Dito.

Sementara kami berempat hanya bisa menganga. Heran.

"Ayo masuk! Liat-liat aja dulu," kata Steffan dengan santainya.

"Ta, cubit gue. Pasti gue mimpi," kata Darrel padaku.

AW!

"Keras amat, sih!" protes Darrel.

"Ini bukan mimpi, Rel. BUKAN MIMPI!" 

Aku menyusul Steffan yang berjalan di depan kami.

Aku menyusul Steffan yang berjalan di depan kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang