DUAPULUHDUA - ITNAP

89 8 0
                                    

Good news and bad news!
Nada Nadiku 3 malam ini akan TRIPLE UPDATE! TAPIII akan kembali update RABU, 28 MARET 2018!

Doain, ya. Author mau USBN ._.

Happy reading!

***

Aku membuka halaman terakhir bukunya. Di sana aku melihat sebuah gambar yang Kak Dirga buat sendiri. Di sana ada aku yang bergandengan tangan dengan Kak Dirga, dikelilingi anak-anak panti lainnya.

Aku harap Mr. Anggara dan Mrs. Anggara bisa terus bersama. Kita bisa sama-sama di sini, ngebahagiain anak-anak panti.

Aku memang menantikan suatu hari nanti, kamu akan berada di sisiku. Aku memang menantikan bahwa suatu hari nanti aku dan kamu, kita bersama akan memegang bukuku ini. Kita akan membahas semua kenangan indah, kenangan kita bersama. Namun, aku juga tidak tahu apa yang bakal terjadi di depan sana. Yang aku takutkan, semuanya mungkin akan jadi tidak baik-baik saja. Tapi aku harap, kamu mengerti. Aku mencintaimu. Aku mau kamu tahu bahwa ada orang yang telah mencintaimu sedalam ini.

Terima kasih atas kehadiranmu, senyum dan tawamu yang telah kau berikan.

Natalia Tanusaputra, seorang gadis ceria yang telah mengukir relief asmara di hatiku.

***

Tingtong... Tingtong... Tingtong...

Aku membuka pintu pagar rumahku. Itu Darrel. Aku menyuruhnya masuk.

"Coba aku tebak. Pasti kamu baru bangun dan belum sarapan," ucap Darrel dengan ceria.

Aku mengangguk pelan.

"Nah, pas banget. Aku bawain kamu bubur ayam ala Bapakke Somad. Nih, makan," ucap Darrel sambil memberiku sebungkus bubur. Aku lalu menuju ke dapur untuk mengambil mangkok dan sendok untuk kami berdua.

Kami sarapan di teras rumahku.

"Dimakan, dong, Ta," ucap Darrel melihatku hanya mengaduk-ngaduk buburku.

"Iya, ini dimakan, kok," ucapku.

"Eh, tunggu-tunggu," ucap Darrel.

Darrel memegang wajahku dengan kedua tangannya.

"Kamu... abis nangis, ya? Kenapa, Ta?" tanya Darrel khawatir.

"Gapapa, kok, Rel. Ini efek kurang tidur aja kayaknya," jawabku.

Darrel menghela napasnya. 

"Kamu bisa cerita apa aja sama aku, Ta," ucap Darrel menenangkan.

"Abis sarapan... kamu mau gak nemenin aku ke suatu tempat?" tanyaku.

"Boleh. Ke mana emangnya?" tanya Darrel balik.

***

"Belok kanan, nih, di sini. Abis tu pelan-pelan, udah mau sampe," ucapku mengarahkan.

Aku mengunjungi Panti Asuhan Jelita, panti asuhan tempat favorit Kak Dirga, tempat ia menghabiskan masa kecilnya.

Aku turun dari mobil lalu langsung menuju ke panti. Dari luar, panti terlihat agak ramai. Ada satu bus kecil yang terparkir di sana. Aku menghampiri Bu Asih yang berdiri di teras.

"Pagi, Bu Asih," sapaku.

"Natalia? Kamu ada perlu apa?" tanyanya.

"Aku... cuma pengen ketemu anak-anak aja, Bu," jawabku.

Aku melihat anak-anak panti mengemasi barang masing-masing lalu menaikannya pada bus itu.

"Anak-anak mau jalan-jalan ke mana, Bu?" tanyaku. Aku pikir mereka akan pergi karyawisata atau semacamnya.

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang