Aku lihat ia sedang berbincang-bincang dengan seorang cewek. Sepertinya seumuran dengan Kak Dirga. Rambutnya pirang dan bergelombang. Menggunakan tas dan sepatu branded. Tapi, siapa itu?
"Ga, pokoknya kamu harus dateng, karena Mama yang undang. Kalo kamu gak mau dateng demi aku, setidaknya kamu dateng demi Mama. I have to go, see you when I see you..." ucap cewek itu memegang pundak Kak Dirga lalu pergi.
Kak Dirga berbalik badan.
"Eh, Nata? Kamu ngapain di sini?" tanyanya padaku.
"Emm, mo ketemu Kakak, ada yang perlu aku bicarain."
"Ya, udah, kita di kantin, yuk, ngobrolnya biar adem," ajaknya.
"Oke."
Kak Dirga terlihat memikirkan sesuatu.
"Kenapa, Kak? Oh, iya tadi cewek itu siapa?"
"Itu..."
***
"Itu siapa?" tanyaku lagi.
"Calon tunangan saya."
DEG!
Jawaban itu seakan membunuhku! Bagaimana tidak, orang yang sedang menunggu jawaban dariku sekarang berencana akan tunangan? Aku bahkan tidak tahu sama sekali.
Kami sampai di salah satu meja di kantin. Kak Dirga duduk di depanku.
"Yang tadi itu Dinara. Dia itu anak temennya Bu Asih, ketua panti asuhan Jelita. Kamu tahu, kan?"
Aku mengangguk pelan.
"Ibu ngejodohin Kakak sama Dinara. Dan kamu harus tahu satu hal," ucap Kak Dirga.
"Apa itu?" tanyaku.
"Kakak gak bakal nerima pertunangan ini selama Kakak belum denger jawaban kamu. Apa kamu masih perlu waktu?" tanyanya sambil menatapku dalam.
"Sejujurnya masih. Aku gak mau ngelukain siapapun, Kak," jawabku.
"Gapapa. Intinya Kakak tunggu kamu," katanya sambil tersenyum padaku.
Sebentar kemudian, kulihat senyumnya memudar.
"Kakak lagi mikirin apa lagi?" tanyaku.
"Besok Dinara ulang tahun, dia ngundang banyak orang termasuk Kakak. Kakak bener-bener gak mau dateng. Menurut kamu gimana?" tanyanya.
Aku berpikir sejenak.
"Hmmm gimana kalo Kak Dirga bawa cewek lain ke pestanya. Dengan itu, mungkin Kak Dinara jadi tau kalo Kak Dirga udah pacar, terus tunangannya dibatalin, deh," jawabku.
"Wih, bagus juga ide kamu. Ya, udah besok kamu siap-siap," ucap Kak Dirga semangat.
"Hah? Siap-siap ke mana?" tanyaku bingung.
"Ya, ke pestalah. Siapa lagi yang bisa Kakak ajak selain kamu?"
"Masalahnya, besok itu Fiona juga ulang tahun dan aku udah janji sebelumnya buat dateng. Gimana... kalo sama Kak Nes aja?" usulku.
"Boleh juga. Tapi dianya mau gak?"
"Ah, urusan gampang itu. Serahin aja sama Natalia."
***
"Sepatunya mau pake yang mana, Kak?" tanyaku pada Kak Nes.
"Hmmm, yang item aja, deh. Ambilin, yah, di laci kamar Kakak, sebelah kiri," ucap Kak Nes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada Nadiku 3
Romance(#20 dalam #nada, 11/05/2018) (COMPLETED) Namaku Natalia Tanusaputra, mahasiswi jurusan Ilmu Sejarah di Universitas Pratama. Hidupku memang tidak serumit alur sejarah dunia, namun apa ada kemungkinan memilih satu dari dua orang yang sangat berarti d...