"Darrel, are you okay? Entah kenapa gue cringe abis liat Darrel ngomong serius. Nata aja ketawa, apalagi gue," ucap Sabrin menyeka ujung matanya.
"Okay, jadi intinya kita damai, kan?" ucapku girang.
"Damai!" ucap Sabrin excited. Darrel kini tersenyum lega, tak lagi menunjukkan kecanggungan.
"Apa, nih, damai? Gue ketinggalan sesuatu?"
Seseorang menghampiri meja kami bertiga. Laki-laki.
My first love....
***
"Richard?!" ucapku terkejut.
"Halo teman SD sampe SMA! Pernah sampe suka juga," ucap Richard tertawa kecil.
"Lu kuliah di Aussie, kan?" tanyaku.
"Iya, kebetulan gue tiga hari bakal di sini. Eh, hai juga, Rel!" sapanya pada Darrel.
"Eh, bro! Bro gue paling keren. Udah kuliah di Aussie, kedokteran pula. Saingan gue, nih," ucap Darrel.
Kemudian Richard dan Sabrina saling bertatapan.
"Hai, Brin," sapa Richard dulu.
"Hai..." balas Sabrina, "Hai, mantan..."
Keadaan menjadi hening sebentar, kemudian kami tertawa.
"Hai juga mantan," ucap Richard lalu duduk di sebelah Sabrin.
"Eh, kalian sadar sesuatu gak sih?" tanya Sabrin.
Kami bertiga hanya geleng-geleng kepala.
"Dari SMP sampe SMA, kita tuh cinta segiempat tau.
"Awalnya Nata suka sama Richard, tapi Richard suka sama gue. Gue waktu itu suka sama Richard. Sementar Darrel waktu itu ngejar-ngejar gue. Terus akhirnya Nata sama Darrel jadian, gue sama Richard jadian. Pas kita semua putus, Darrel ngejar gue dan Richard ngejar Nata. Rumit banget, gak, sih?" ucap Sabrin dari tadi semangat menjelaskan.***
"Ahahahah lucu ya nginget-nginget masa SMA," ucapku.
"Tapi bersyukur kita udah banyak ngukir kenangan pas di SMA, jadi ada yang bisa diobrolin pas reuni," ucap Darrel.
"Setuju, Bro," ucap Richard merangkul Darrel.
"Eh, gimana kalo kita selfie berempat?" usul Sabrin.
"Ayok, ayok!" ucap Richard.
Tak lama kemudian, acara pun dimulai. Acara dipandu oleh seorang MC laki-laki yang dibayar untuk acara ini. Mulai dari penampilan foto-foto selama kami SMA, dari foto kegiatan hingga foto yang aib sekalipun. Bahkan ada fotoku waktu jatuh saat lari estafet dalam rangka tujuh belas agustusan. Aku malah paling keras menertawakan diriku sendiri. Tibalah sesi tanya-tanya. Di sesi ini, si MC akan mengambil satu nama secara acak dari kotak undian lalu orang yang terpilih mengambil satu pertanyaan secara acak dari kotak undian yang kedua.
"Iya, kita ambil satu." MC itu segera membuka gulungan kertasnya. "Yang harus maju.... Natalia Tanusaputraaa..."
"Tuh, Ta, maju." Meli menyikutku.
"Ish, kok gue sih?" ucapku spontan. Aku menggeser kursiku ke belakang lalu berdiri dan maju ke panggung.
"Dan sekarang, Natalia, kamu ambil satu pertanyaan yang akan kamu jawab." MC itu mendekatkan kotak undian yang kedua. Aku meraih salah satu gulungan kertas lalu membukanya.
"Guru favorit?" ucapku membaca tulisannya--lebih terdengar seperti bertanya daripada membaca.
"Oke, guru favorit! Sekarang coba kamu jawab," ucap MC itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nada Nadiku 3
Romance(#20 dalam #nada, 11/05/2018) (COMPLETED) Namaku Natalia Tanusaputra, mahasiswi jurusan Ilmu Sejarah di Universitas Pratama. Hidupku memang tidak serumit alur sejarah dunia, namun apa ada kemungkinan memilih satu dari dua orang yang sangat berarti d...