LIMAPULUHSATU - NUAG

22 1 2
                                    

Setelah setaun akhirnya  bisa update dooonggg....

Happy reading, semoga masih ada yang baca huhu :''

***

Darrel sudah dipanggil untuk menuju ke bandara. "Yah udah disuruh masuk. Nanti kamu kabarin aja, deh, ya, yang laen."

"Okedeh. Tiati, ya, Rel. Kalo dah sampe kabarin aku," ucapku pada Darrel.

"Kamu juga ati-ati pulangnya. Jangan kangen, ya," ucap Darrel mencubit ujung hidungku singkat.

"Iya, nanti aku gak kangen, kok. Cepet pulang, tapi jangan pulang sebelum pinter," ucapku lagi.

"Pinter apa? Pinter mencintai kamu? Ciaciaciaaaa..." Aku mencubit pinggang Darrel.

"Apa, sih, kamu! Jijik, ah," ucapku.

"Ya, udah, aku berangkat, yaaa.... Dadahh!!!" Darrel mengacak rambutku sebelum beranjak pergi sambil membawa kopernya.

Cepet pulang, ya, Rel. Doain aku supaya gak kangen. Soalnya aku malu kalo ketauan kangen sama kamu. Wkwkwkwk. Canda.

***

Pagi itu aku dibangunkan oleh bunyi pemberitahuan dari ponselku. Aku bangun, tak lupa mengucek kedua mataku. Pemberitahuan itu dari Darrel. Ia mengirim sebuah foto.

Pacarmu @Australia tulisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pacarmu @Australia tulisnya.

Ketika sedang asik bertukar pesan dengan Darrel, indra penciumanku menangkap aroma yang sangat nikmat dari arah luar kamarku. Aku segera beranjak keluar kamar, meninggalkan ponselku pada meja kecil di samping tempat tidur.

Di dapur, aku melihat Mama baru saja mengeluarkan loyang berisi penuh dengan kue. Sementara itu, Kak Nes asik sendiri mencetak kue dengan cetakan warna warni. Aku tertawa kecil melihat wajahnya yang bertepung di pipi dan dahinya.

"Eh, Ta, sini bantuin Kakak!"

Aku menghampiri Kak Nes. "Tumben bikin-bikin kue gini. Kakak kesambet apa?"

"Nata, ini kakakmu lagi latihan, lho, jadi istri yang baik," sahut Mama.

Dua minggu lagi, Kak Nes akan melangsungkan pernikahan. Kak Nes memang sudah sibuk mengurus momen penting di hidupnya ini dari sekitar dua bulan yang lalu.

"Ta, kamu mending masukin kue kering ini ke toples, abis itu kasihin ke mamanya Darrel. Kakakmu bikin banyak banget ini," ucap Mama sambil memberiku toples bening kosong. Aku segera memasukkan kue yang telah dingin ke dalam toples lalu beranjak pergi ke rumah Darrel untuk menemui mamanya.

Aku menekan bel pintu pagar. Agak lama menunggu, Mama Darrel membukakan aku pintu dan menyuruhku masuk.

"Tante, ini ada sedikit kue buat tante," ucapku sambil memberikan toplesnya.

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang