TIGAPULUHDELAPAN - NATNAM

62 2 4
                                    

"Eh, iya, gue inget! Ada yang mau gue omongin sama lu," ucap Kenny. "Duduk dulu, Ta."

"Ada apaan?" tanyaku.

"Gue kemarin baru ke SMA kita. Bantuin ngelatih anak-anak paskibra," ucap Kenny.

"Wih, yang orang penting emang beda, ya," ucapku. "Terus kenapa, Ken?" tanyaku lagi.

"Semenjak Pak Dirga meninggal, guru sejarah di SMA kita tinggal satu orang, Bu Dini. Nah, Bu Dini bulan depan atau secepatnya bakal cuti melahirkan. Sekolah bener-bener butuh guru pengganti secepatnya."

Kenny hening sejenak.

"Lu mau gak jadi guru Sejarah di SMA kita?"

***

Aku menatap Kenny. Aku kira ia bercanda. Namun tak kutemukan sedikitpun kebohongan ataupun keusilan dari sorot matanya.

Aku berpikir sebentar. Sekilas teringat pada obrolan beberapa hari lalu dengan Nadine. Ini merupakan kesempatan bagus di mana aku bisa merasakan dunia kerja, plus menghasilkan uang.

"Jadi gimana? Berminat?" tanyanya lagi.

"Ya... lumayan tertarik sih."

"Pokonya, langsung dateng aja ke SMA Permana. Guru-guru juga pasti dengan senang hati deh nerima lu."

"Ah, bisa aja lu!"

"Ya, iyalah, Ta. Lu kan udah terkenal banget jago Sejarah. Pak Dirga pasti bangga banget sama lu!"

Nama itu lagi batinku.

"Oke, oke. Ntar gue coba, deh. Makasih infonya," ucapku.

"HEI!" Ada yang menghampiri aku dan Kenny. Itu Richard. "Ngomongin apa, sih? Kayanya serius banget."

"Eh, ada si Aussie. Mana kanguru titipan gue?" ucap Kenny menyapa lebih dulu.

"Sa ae lu! Ya kali gue karungin itu kanguru! Nanti kalo loncat-loncat di bagasi gimana!" ucap Richard dan Kenny sambil loncat-loncat kecil ala anak kanguru.

Andira sudah berada di pintu keluar, mengirim kode pada Kenny untuk segera mengantarnya pulang.

"Ya, udah, gue balik dulu. Nyonya minta dianter pulang," ucap Kenny sambil menunjuk ke arah Andira.

"Iya, deh, iya. Pasangan ketos dan wakil," ucap Richard.

Kenny berjalan menjauh, meninggalkan aku berdua dengan Richard.

"Eh, temen kecil gue," ucap Richard padaku.

"Eh, Chad. O, ya, gimana kuliah lu? Betah di Aussie?" tanyaku membuka pembicaraan.

"Ya, betah gak betah, sih, Ta. Abis harus LDR sama pacar gue di sini," jawabnya.

"Widih, udah punya pacar nih. Kenalin kali," ucapku.

"Iya, nanti gue kenalin kok. Tapi dianya sekarang lagi ada acara keluarga di luar kota. Jadi gue balik ke sini tetep aja ga bisa ketemu," ucap Richard.

"Uduh, si bos malah curhat."

"O, ya, Ta. Kan, gue di sini sampe besok. Lu... mau gak nemenin gue jalan-jalan?" tanyanya sambil menatapku.

"Jalan-jalan?" tanyaku bingung.

"Iya, temenin gue. Satu hari aja."

"Hmmmm, gue bisa, sih. Emang jalan-jalan ke mana?"

"Makan es krim..." ucap Richard sambil menunjukkan cengiran andalannya.

"Hahahaha... lu tuh ga pernah berubah ya," ucapku.

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang