TIGAPULUHSEMBILAN - LICEK NAMET

47 4 2
                                    

Aku memutuskan untuk berjalan mendekat. Menyusuri rak demi rak.

"DOR!" Seseorang mengagetiku dari belakang.

"Lu lagi ngapain, Ta? Kayak lagi mergokin maling. Udah belom nyari bukunya?" tanya Richard.

Dua orang, yang sedari tadi berusaha aku hampiri, mengampiri aku dan Richard duluan.

"Lho, Nata? Richard? Kalian ngapain di sini?" tanyanya.

Aku masih kebingungan mau menjawab apa. Namun aku ingin menanyakan hal yang sama.

"Kalian berdua juga... Ngapain di sini? Bukannya harusnya kalian lagi..."

***

"Iya, tadi aku sama Nadine abis beres kegiatan palang merah langsung ke sini. Nyari makan, sekalian Nadine mau beli buku. Kamu?" tanya Darrel yang berdiri di sebelah Nadine.

Lagi-lagi sama Nadine batinku.

"Aku nemenin Richard," ucapku sambil melihat ke arah Richard sekilas.

Keadaan seperti hening sebentar.

"Eh, iya. Tenang bro. Gue cuma pinjem Nata sebentar. Soalnya minggu depan gue udah harus keluar kota lagi. Ke rumah sodara-sodara gue," ucap Richard mencairkan suasana.

"Santai bro. O, iya. Nadine, ini Richard, temen SMA gue," ucap Darrel memperkenalkan.

"Nadine," ucap Nadine mengulurkan tangannya.

"Richard," ucap Richard. "Temen kampus?" tanya Richard pada Darrel.

"Iya," ucap Darrel singkat.

Drrrtttt! Drrrrtttt!

Richard mengangkat panggilan.

"Eh, guys, gue kayanya harus duluan, nih. Mama gue minta dianterin. Ta, lu... pulang sama Darrel?" tanya Richard.

Aku memandang Darrel.

"Iya, Nata sama gue aja. Thanks, ya, Chad," ucap Darrel pada Richard.

"Gue yang harusnya makasih. Thanks ya Ta, buat hari ini." Richard pergi meninggalkan kami bertiga dengan segala kecanggungan.

"Eh, iya gue baru inget. Gue harus buru-buru ke percetakan, mau ngambil brosur. Guys, gue pergi dulu, ya," ucap Nadine.

Darrel memandang Nadine hendak mengucapkan sesuatu.

"Gak usah. Lu nganterin Nata aja. Bye, Rel, bye, Ta!" ucap Nadine lalu bergegas pergi.

Keadaan hening sebentar.

"Ta? Udah beres beli bukunya?" tanya Darrel.

Aku mengangguk.

"Ya, udah. Pulang yuk!" ajak Darrel.

Sesampainya di mobil, aku dan Darrel sama-sama terlarut dalam pikiran masing-masing, hingga tiba-tiba Darrel membuka suara.

"Kok kamu bisa tiba-tiba jalan sama Richard?" tanyanya.

"Kemarin dia baru ngajakin. Tadinya mau sama pacarnya, cuma pacarnya lagi keluar kota," jawabku.

"Oh, jadi sama kamu gitu perginya?"

Aku menatap Darrel yang masih fokus pada jalanan di depannya. "Sorry lupa ngasih tau kamu," ucapku.

"Gapapa," ucap Darrel singkat. "Kamu besok ke mana?" tanyanya.

"Besok aku rencananya mau ke SMA Permana. Ngelamar jadi guru sejarah di sana," ucapku.

"Ya, udah besok aku anterin," ucap Darrel.

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang