EMPATPULUH - KILFNOK

51 4 0
                                    

Setelah selesai dari ruang kepala sekolah, aku langsung menuju kembali ke tempat parkir bersama Richard.

"Abis ini kita ke mana?" tanyaku.

"Lu mau ke mana?" tanya Richard.

"Gak ada rencana, sih. Hari ini juga lagi gak ada kuliah," jawabku.

"Oke kalo gitu, gimana kalo kita pergi ke..."

Drrrtttt! Drrrrttt!

Satu panggilan masuk.

"Halo, Rel?"

"Ta! Aku udah beres kuis. Kamu masih di sekolah? Aku jemput, ya..."

"Ehh?! Gak usah, Rel, aku udah sama..."

Darrel pasti baru saja sampai. Dia berjalan menghampiri aku dan Richard.

"Oh, jadi kamu hari ini sama Richard?" ucap Darrel.

Aduh!

***

"Eh, Rel! Mo jemput Nata?" tanya Richard.

"Iya," jawab Darrel. "Makasih udah nganterin Nata ke sini."

"Gak usah pake makasih, lah, Bro. Ya, udah, gue balik dulu deh. Daripada gue jadi nyamuk. Bye, guys!" ucap Richard pergi meninggalkan kami berdua.

Kecanggungan di mobil Darrel masih terasa seperti kemarin. 

"Kamu belum jawab pertanyaan aku kemarin," tanya Darrel.

Aku cukup tersentak mendengar pertanyaan Darrel yang akhirnya dapat mengusir keheningan di antara kami berdua.

Aku mengerutkan dahi. "Pertanyaan apa?" tanyaku.

"Jadi, kalo ngeliat kamu sama Richard, aku boleh dong cemburu juga?" tanyanya santai, melirikku sejenak.

"Kenapa kamu tanya kaya gitu?" tanyaku.

"Kenapa gak bisa jawab? Pertanyaan aku sederhana," ucapnya lagi.

"Beberapa hari ini kamu aneh. Aku emang udah terbiasa sama kamu yang sibuk ini itu. Tapi, sikap kamu, kata-kata, sampe pertanyaan-pertanyaan kamu aneh," ucapku.

"Kamu kenapa? Aku cuma nanya," ucap Darrel.

"Kamu yang kenapa, Rel! Kalo ada yang mau kamu omongin, langsung aja. Biasanya juga langsung, kan."

"Oke, kalo itu mau kamu. Aku gak suka liat kamu bareng Richard. Aku gak suka liat kamu bahagia karena Richard."

"Emang kenapa kalo Richard? Dia temen aku, Rel. Aku gak ada perasaan sedikit pun sama dia. Pacar aku cuma satu, Rel. Kamu," ucapku.

"Aku gak masalah kok kamu jalan sama temen-temen kamu. Tapi Richard beda, Ta. Kalian berdua pernah saling suka. Cara kalian berdua bertatapan aja beda. Dan aku gak suka, liat kalian berduaan kayak tadi dan kemaren."

"Richard itu udah masa lalu." Aku menghela napas. "Aku gak tau kamu seposesif ini, Rel. Padahal ngeliat kamu berdua sama Nadine aja, aku setidaknya berusaha buat gak cemburu."

"Kamu kok bawa-bawa Nadine? Kita lagi bahas soal kamu sama Richard," ucap Darrel.

"Kenapa kamu gak suka aku bawa-bawa Nadine? Kalo kamu gak ada apa-apa sama dia, seharusnya kamu biasa aja."

"Oke, kalo kamu mainnya ngungkit-ngungkit. Kamu gak tau aja perjuangan aku dapetin kamu. Kamu yang sedilema itu milih antara aku sama Kak Dirga. Sampe setelah kamu jadi pacar akupun, kamu masih sebegitu pedulinya sama Kak Dirga. Kamu gak mikirin perasaan aku, Ta?" ucap Darrel panjang lebar.

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang