DUAPULUHSATU - NAGNANEK

107 8 2
                                    

"Emmm, gini, deh. Gue hibur lu dengan tebak-tebakan," ucap Malika.

Aku hanya menatapnya sebentar.

"Bulan, bulan apa yang paling mewah?" tanya Malika.

Aku hanya mengindikan bahu.

"Bulan Mei... Soalnya sekarang mau dibangun MEIKARTA!!! CIAHAHAHAHAHAHA!!! GILEEEE!!! AKU INGIN PINDAH KE MEIKARTAAAA!!!!" seru Malika sampai terpingkal-pingkal.

Aku tak menanggapinya. Aku menunduk, menatap sebuah buku diary di pangkuanku.

***

Aku membuka buku harian Kak Dirga. Ya, dulu aku sempat iseng membacanya saat ia tak sengaja meninggalkan buku ini di rumahku. Isinya seperti biasa. Halaman-halaman pertama diisi catatan SMA-nya dan hubungannya dengan Kak Oliv, mantannya yang telah meninggal dunia.

Indahnya. Mereka kini telah bertemu lagi di keabadian.

BUKU HARIAN INI MILIK:

DIRGA ANGGARA PUTRA

Untuk kamu yang baca buku ini, kamu adalah orang yang aku sangat percayai :)

...

Hari ke-90.

Oliv bilang aku tak pantas menjadi guru. Dia bilang aku orangnya tidak pernah serius. Tapi, aku adalah orang yang suka mencoba hal baru.

Pukul 9 tepat. Sekolah Menengah Pertama Permana.

Aku menuju ruang audiovisual untuk wawancara dengan kepala sekolah. Entahlah tidak aku temukan. Aku sampai di rooftop sekolah. Terlihat dua orang siswa sedang berpacaran. Dasar siswa-siswi jaman now. Aku bertanya pada mereka. Ternyata ruangannya ada di lantai bawah. Huft. Saat hendak meninggalkan rooftop, kejahilanku muncul. Kukunci pintu rooftop hingga dua sejoli muda yang sedang dimabuk cinta itu kapok dan tidak mabal lagi saat pelajaran.

...

Hari ke-91.

...

Anak itu memanggilku. Ia memarahiku karena telah menguncinya di rooftop kemarin. Imut. Mukanya merah padam.

Aku tersenyum membacanya. Itulah pertemuan pertamaku dengan Kak Dirga.

Hari ke-121.

... Lagi-lagi dia. Natalia namanya. Entah kenapa ketika melihatnya, rasa jahilku sulit kukendalikan. Saat acara games, dia tersesat lalu terjatuh karena kelelahan. Aku tak menolongnya. Namun tak diduga, dia mengejarku dan... Oh, thidak! Dia tiba-tiba pingsan! Gila! Masa aku harus tanggung jawab? Kugendong dia kembali ke wisma...

...

Hari ke-128.

Ini adalah kelima kalinya aku harus menemani Oliv di rumah sakit. Oliv, kamu kenapa? Kamu memang menunjukkan bahwa kamu tidak kenapa-kenapa. Tapi aku tahu, ada yang kamu tutupi dari diriku.

...

Hari ke-135.

... Oliv, secepat itukah kamu pergi? Gak ada lagi yang bisa aku sebut sebagai bunga di hatiku. Gak ada lagi peri penjagaku. Gak ada lagi, Oliv. Apa aku bisa menemukan penggantimu? Kenapa kamu menutupi semua ini? Kenapa kamu memberi aku senyum itu tanpa membiarkan aku tahu sebernarnya kamu tidak baik-baik saja?

Nada Nadiku 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang