BAB 40

1.1K 40 0
                                    

"I'm Cane Barsetti. That family name is tamer compared to my actual family name, Savoia. Back in the days, my family was a ruler of a small part of Italy. Everyone knows us just by our last name. People these days would actually call us mafia family. Which is ridiculous like what year is it now? How lame."

Cane menjulingkan matanya ke atas. Aku ketawa kecil. Dia memang menyampah betul kalau ada yang menggelarkan keluarga Savoia sebagai keluarga mafia. Walaupun ada kebenaran didalam ayat itu.

"We don't do those things anymore. You know, some hardcore stuffs. Like killing people on the streets just because they crossed us?", Cane ketawa kecil, "Come on. We'll do it somewhere nobody would see it. We're not that stupid."

Afzan menggesel lengan Cane dengan muka jengkel.

"Awak nak takutkan suami Helena ke?", Afzan menggelengkan kepala sebelum memandang Han, "Dia memang suka bergurau macam ni."

Han mengangguk faham dengan senyum nipis. Mata aku dan Afzan bertemu. Memeriksa reaksi masing-masing kerana kami tahu sejauh mana kebenaran ayat Cane tadi.

"To be frank with you, we still use some force but only when other family tried to cause problems in our teritory. Or we have to use it when there is no way else. That is why people deem us as dangerous.", Cane tersenyum nipis.

Aku pandang Han yang diam. Menghadam apa yang baru dijelaskan oleh Cane.

"But.. you're not going to cause trouble to my wife right? She has enough to worry now."

Wajah Han tidak beremosi tapi nada suaranya tegas.

Afzan dan Cane saling berpandangan sebelum mereka ketawa perlahan dan menggeleng kepala. Wajah Han kekal serius.

"I'm sorry. Saya bukan nak memperkecilkan awak tapi Helena takkan ada masalah langsung dengan kami. Dia akan sentiasa selamat dengan kami. Please believe me on that.", ujar Afzan.

"We known each other for some years now. Our grandfather would have my head on a platter if I ever bring harm to Helena.", tambah Cane pula.

"But your work of line could bring danger to her right?"

Han berkerut halus.

"Our business is harmless but yes I admit, could get dangerous sometimes. But no worries. No one from my world would ever harm those close to us. They should know by now the repercussions. My brother made it loud and clear."

Cane masih tenang dalam meyakinkan Han.

"Helena dah jadi sebahagian dari keluarga kami juga. Jadi jangan risau. Family would take care of their family members."

Han menghela nafas berat sebelum memandang aku. Tangan aku digenggam lembut. Matanya memandang aku dengan penuh perasaan.

"Saya cuma risaukan Helena. Saya tak nak dia stress dengan semua masalah yang ada atau bakal datang."

"The ex wife right?", Cane menyengih sebelum menyambung, "Honestly, just hearing it from Afzan is making me restless. Why won't you nip it in the bud? It's a growing pain at this point."

"She's evading my team. They can't find her.", Han mengeluh sebelum dia memandang Cane dengan wajah keliru, "I just realised. You can understand Bahasa Melayu?"

Afzan laju menjawab, "Dia memang faham. Tapi tulah, mulut tu susah betul nak fasih. Letih nak cakap Bahasa Melayu dengan dia ni."

Cane menolak bahu Afzan sambil menjegil mata tapi Afzan buat-buat tak nampak.

"Stop telling that to everyone. You really enjoy embarassing me, huh?"

Aku berbisik kepada Han bila dua sepupu itu mula bertikam lidah.

FATE //COMPLETED//Tempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang