Jangan Rubah Takdirku

700 9 0
                                    

Aku dan Dipta jalan menuju apartemennya. Selama diperjalanan selain tangannya mengatur persneling, tangan Dipta juga tak pernah lepas menggenggam tanganku.

"Kangen yaa...." aku coba menggodanya.
Dipta menatapku dengan senyum yang lembut.

"Aku nggak pernah nggak kangen sama kamu Cha...dan sekarang aku kangen banget...."

"Sama...aku juga kangen banget..." Aku merangkul lengannya yang sedang memegang tanganku.

"Cium dong..." Giliran Dipta yang menggodaku, tapi ya aku pasti tergoda. Aku mencium pipinya. Dia tersenyum lebar mendapat kecupanku.

Jarak dari kecamatan ke apartemen cukup jauh, jadi lumayan siang sampe di apartemen Dipta.

"Dip...aku nggak lama yaa...ini udah jam setengah dua....jam tiga aku udah beranjak pulang yaa....sekarang kita makan dulu yu, aku lapar..." Aku mengeluarkan rice bowl yang tinggal tersisa untuk kita berdua.

Dipta sudah duduk manis di sofa sambil menyalakan televisinya. Aku menghampirinya sambil memberikan rice bowl miliknya. Lalu kitapun langsung menyantap makanan yang ku buat khusus berbeda untuk Dipta dari yang lainnya.

"Hmmmm ini menunya beda ya sama yang lain...enak banget...."

"Iya sengaja aku bedain, khusus buat kamu..."

"Hmmmm...makasih yaa sayang...tambah cinta..."
Aku hanya tersenyum mendengar Dipta berucap manis seperti itu.
Selesai makan, aku dan Dipta bersantai sambil menonton televisi. Dipta masih dalam posisi duduk menyender pada sofa sedangkan aku sudah dalam kondisi berbaring dan kepalaku bertumpu pada kedua paha Dipta. Tangan Dipta juga tidak lepas mengelus-elus rambutku. Lama-lama aku mengantuk dan akhirnya aku terpejam.

-Versi Dipta-

Saya melihat Arisya terpejam, sepertinya dia lelah. Pasti dia sudah bangun dari sebelum subuh untuk menyiapkan semua pesanannya. Saya sebenarnya khawatir dia akan kelelahan lagi, karena baru saja sehat dari sakitnya 10 hari lalu tapi dia langsung menerima pesenan Rice Bowl sebanyak ini.

Perlahan saya menggeser posisi duduk saya dan menggendongnya untuk dipindahkan ke tempat tidur. Setelah saya baringkan Arisya di tempat tidur, sayapun ikut berbaring disebelahnya sambil menatapnya.

Sungguh saya merasa bahagia bisa bersamanya seperti ini, walaupun kita berada dalam kondisi yang salah, tapi saya berharap kali ini bisa hidup dengan kehidupan yang saya inginkan.

'Tuhan ku cinta dia, kuingin bersamanya. Ku ingin habiskan nafas ini berdua dengannya. Jangan rubah takdirku. Satukanlah hatiku dengan hatinya. Bersama sampai akhir' (kutip lirik Jangan Rubah Takdirku - Andmesh Kamaleng)

Yaa aku sangat berharap Tuhan lebih berbaik hati memberikan hidup saya yang telah saya berikan pada Arisya sejak dulu dan untuk sampai akhir hidup saya. Cinta yang saya rasakan tidak pernah hilang sejak awal saya bertemu dengan Arisya.

Saya terus memandangnya, terlalu lama saya menatapnya, lalu saya memberanikan diri mencium keningnya. Dan saya melihat Arisya perlahan membuka matanya.

-Kembali pada versi Arisya-

Aku merasakan ada sentuhan dijidatku. Akupun membuka mataku, dan aku melihat wajah Dipta yang sangat dekat dengan wajahku lalu aku melihat diriku sudah terbaring di atas tempat tidur.

"Kamu mindahin aku kesini ya Dip?"

"Iya...aku liat kamu udah tidur, kayanya kamu cape banget, jadi aku pindahin. Mmm kayanya badan kamu sedikit lebih enteng ya..."

"Hmmmm masa sih?"

"Iyaa serius...soalnya tadi gampang banget gendong kamu, kaya nggak perlu pake tenaga dalam...." Dipta coba menggodaku.

LURUH : Cinta Lama Yang Terlarang (END) (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang